Jakarta – Politikus Partai PDI Perjuangan Ruhut Sitompul turut angkat bicara perihal RAPBD DKI Jakarta yang terdapat program kontroversial.
Ruhut melontarkan sejumlah sindiran terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan via acara Ruhut Buka-bukaan yang ditayangkan kanal YouTube miliknya, Ruhut P Sitompul, Sabtu (03/11/2019).
“Akhir-akhir ini lagi ramai RAPBD DKI, lem aibon rencana anggarannya aduh 82 M,” ujarnya untuk membuka acara.
“82 M kalau dibelikan cendol, bisa-bisa jakarta banjir, bukan hanya Jakarta, Pulau Reklamasi yang dapat IMB dari Anies pun ikut tenggelam,” celoteh Ruhut.
Di sela-sela acara tersebut, Ruhut sempat memberikan wawancara kepada publik dan anggota DPRD RI William Aditya Sarana sebagai pihak yang membeberkan pertama kali anggaran tak wajar untuk pembelian lem Aibon Rp 82 miliar.
Setelah dirinya melontarkan kritik terhadap kebijakan Anies Baswedan dan memberikan perbandingan dengan era Gubernur DKI sebelumnya Basuki Thahaja Purnama alias Ahok.
“Nies kau ni lama-lama, aku jadi teringat orang bilang ke aku raja minyak, kau raja ngeles. Kau kebangetan, memang kalau Ahok cara menegur rada tempramen. Tapi kau dengan lemah lembut,” jelas Ruhut.
Ruhut kemudian menyoroti semua kebijakan Anies yang dinilainya tidak masuk akal, seperti soal Pulau Reklamasi.
“Itu anggota DPRD lho, mereka mengkritisi kau. Eh kau bilang cari panggung lah, kepengen beratraksi lah. Inget gak? bawa wartawan, bawa kamera, kau datang ke Pulau Reklamasi tapi faktanya apa? Diam-diam kau kasih IMB,” tutur Ruhut.
Terkait dengan ketidakwajaran anggaran lem Aibon, Ruhut Sitompul memberikan usulan kepada Anies untuk tidak melimpahkan kesalahan terhadap sistem e-budgeting lantaran sudah banyak yang mengakui keberhasilan dari sistem tersebut.
“Kau sepertinya juga mengakui terkait 82 M. Salah input, salah sistem, yang paling ngeri salah Ahok lah. Udah Gubernur masih dendam saja sama Si Ahok.”
“Nies, kau berani menyalahkan e-budgeting, kau lupa di era sebelumnya Bappenas memberi penghargaan kepada e-budgeting. Eh enak saja kau menyalahkan,” sambungnya.
Ia lalu menghubungkan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah terkait Anies yang belum mengetahui secara rinci perihal usulan anggaran RAPBD 2020.
“Nies, ini kata sekda kau hlo, kau tak tahu detail anggaran kau tetap tanda tangan. Ngeri kali kau Nies. Gimana kau mau melototi RAPBD sebanyak 89 T,” ujar Ruhut.
Ruhut menganggap bahwa kali ini Anies telah kecolongan. Ada sejumlah anggaran tak wajar yang sudah diketahui masyarakat seperti septic tank komunal 166 M, atap rumah dinas 2,9 M, lem Aibon 82 M, bolpoin 123 M, buzzer 5 M, dan anggaran TGUPP 26,5 M.
Setelah melontarkan banyak hujatan dan fakta yang ia temukan, di akhir acara Ruhut pun memohon kepada Anies untuk bersikap transparan seperti era Ahok demi kepentingan warga DKI Jakarta.
“Sudahlah Nies, ini Jakarta miniatur Indonesia, karena itu kau kembalikan seperti era Ahok. Kau harus lakukan transparansi ini, biar betul-betul rakyat pembayar pajak, uangnya mereka tahu digunakan untuk apa dan mereka merasa sejahtera dengan penggunaan anggaran tersebut,” pungkas Ruhut. (Hr-www.harianindo.com)