Jakarta- Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pendeta Albertus Patty mengharapkan bahwa seluruh masyarakat Papua agar tidak terjerat pada perangkap adu domba. Hal ini diungkapkan oleh Pendeta Albertus lantaran kerusuhan berdarah yang sedang terjadi di Wamena sudah memasuki kondisi yang berbahaya lantaran memantik reaksi panas dari daerah-daerah lain.
Menurut dia, sudah terlihat dengan jelas bahwa motif kerusuhan yang terjadi di Wamena adalah untuk melakukan adu domba sesama anak bangsa, baik penduduk lokal Papua maupun pendatang yang selama ini mereka rukun berdampingan.
“Oleh karena itu kita berharap masyarakat di Papua, apa pun etniknya, tidak terperangkap pada skenario adu domba,” ungkap Albertus, Ahad (29/09).
Albertus Patty menganggap bahwa sudah tampak nyata bahwa kerusuhan tersebut bertujuan merusak integrasi dan keharmonisan bangsa. Karena itu, menurut dia, tanggapan secara emosional yang berbahaya tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan, tapi hanya akan mempertajam dan meluaskan wilayah konflik yang terjadi.
Dia pun menduga kerusuhan di Wamena sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin mencoreng nama baik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Nampaknya berbagai peristiwa belakangan ini termasuk kerusuhan di Wamena ini ditujukan untuk menghancurkan nama baik pemerintahan Jokowi,” katanya.
Oleh karena itu, sambung dia, PGI menyerukan agar masyarakat jangan mudah termakan dengan isu yang makin memanaskan situasi, tanpa fakta yang jelas menuding pihak lainnya. Jika sampai terpancing, kata dia, maka aktor intelektual kerusuhan tersebut dapat mencapai tujuannya untuk memecah belah bangsa.
Selain itu, Pendeta Albertus juga mengingatkan kepada pemerintah terutama aparat untuk tetap berpikir rasional dan bijak. Begitu juga dengan masyarakat yang tinggal di Papua. “Kita berdoa dan berharap pemerintah bisa segera mengendalikan situasi di Wamena dan menangkap aktor intelektual utama yang menciptakan kerusuhan di sana,” pungkasnya. (Hr-www.harianindo.com)