Beijing – Di China Tiga buah masjid ditutup dan sebuah menara masjid dibongkar secara paksa. Di desa kecil dekat Linxia, yang dikenal dengan sebutan Mekah Kecil itu, pihak berwenang China membongkar dengan paksa bangunan masjid tersebut beserta dengan menaranya.
Sementara tiga buah masjid ditutup di Provinsi Yunnan selatan. Selain itu, pembongkaran yang sama juga telah dilakukan di Mongolia Dalam, Henan, dan Xinghia, keduanya termasuk wilayah merupakan tempat tinggal etnis minoritas Muslim terbesar di China, yakni Hui. Dari Beijing hingga Ningxia, pihak berwenang mengeluarkan aturan secara resmi melarang penggunaan aksara Arab.
Senin, 23 September 2019, tindakan tersebut merupakan salah satu bukti nyata kemunduran secara besar-besaran terhadap kebebasan beragama dari Partai Komunis China. Setelah beberapa dekade keterbukaan yang memungkinkan bentuk-bentuk Islam yang lebih moderat berkembang di sana.
Aksi kekerasan terhadap minoritas Muslim yang dimulai dengan Uighur di Xinjiang, telah berkembang ke lebih banyak wilayah dan lebih banyak kelompok.
Hal ini disebabkan oleh ketakutan China terhadap kepatuhan umat Muslim menjadi ekstremisme agama dan pembangkangan secara terbuka.
Bahkan, di seluruh wilayah China, Partai Komunis juga memberikan pembatasan terhadap kebiasaan dan praktik Islam.
Langkah-langkah ini semakin membuktikan bahwa kebijakan garis keras dari Presiden China, Xi Jinping, yang telah berusaha untuk menegaskan kembali keunggulan Partai Komunis dan ideologinya kepada semua lapisan masyarakat.
Selain itu, tindakan tersebut juga memunculkan kekhawatiran bahwa penindasan Muslim Uighur di wilayah barat Xinjiang telah mulai beredar ke bagian lain di China yang menargetkan Hui dan Muslim lainnya yang telah lebih bersatu daripada Uighur ke dalam masyarakat China.
Warga China beragama Muslim terhitung telah ada selama berabad-abad. Dari total 1,4 miliar penduduk, terdapat minoritas kecil penduduk Muslim, yaitu sekitar 22 juta orang.
Di antara mereka adalah suku Hui dan Uighur yang merupakan kelompok etnis Muslim terbesar di China. Mayoritas Uighur menetap di wilayah Xinjiang. Sementara Hui tinggal dan tersebar di seluruh wilayah China. (Hr-www.harianindo.com)