Jakarta – Lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru telah dilantik pada Kamis (12/09/2019) lalu. Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah melontarkan sejumlah saran kepada para pimpinan KPK tersebut.
Selain memberi ucapan selamat, Fahri mewanti-wanti agar para pimpinan yang baru tidak bermain politik dan usaha penggalangan intelijen. Ujaran tersebut ia sampaikan via akun Twitter pribadinya.
“Selamat kepada Pimpinan KPK yang baru. Kerja besar menunggu kembali pada pangkuan pertiwi, kembali pada konstitusi dan hukum. Hentikan segala kegiatan politik dan penggalangan intelejen. Bekerjalan sistematis dengan penguatan koordinasi, supervisi, dan monitoring. Sukses!” cuit Fahri Hamzah pada Jumat (13/09/2019).
Pada Kamis malam lalu, Komisi Hukum DPR telah melantik Firli Bahuri (ketua), Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, dan Nurul Ghufron. Kelima orang tersebut akan menjabat sebagai Pimpinan KPK untuk periode 2019-2023.
Dalam pesannya kepada pimpinan KPK yang baru, ia mengatakan bahwa menjabat sebagai Komisioner KPK sama halnya dengan menjadi Wakil Presiden kedua. Hal itu dimaksudkan Fahri lantaran Komisioner KPK memiliki akses ke semua lembaga.
“Bergaullah secara fleksibel. Jangan sok suci mentang-mentang bisa nyadap dan mengetahui dosa-dosa tersembunyi.” ujar Fahri.
Untuk para pimpinan KPK periode sebelumnya (2015-2019), Fahri mengatakan bahwa sudah saatnya untuk menghentikan demonstrasi penolakan pimpinan KPK yang baru. Selain itu, mereka juga menentang Revisi UU KPK.
Di mata Fahri, apa yang dilakukan oleh para pimpinan periode sebelumnya tersebut tak ubahnya dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
“Kalian bukan LSM, konsepnya beda.” ujar Fahri.
Baginya, demonstrasi yang dipantik oleh pimpinan KPK yang telah habis masa baktinya tersebut hanya menyebabkan kondisi yang konfliktual. Ia meminta para pimpinan tersebut untuk melakukan penyelesaian masalah di jalur koordinasi (Elhas-www.harianindo.com)