Jakarta- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) mengundang 250 tokoh antar agama dalam Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama keempat. Namun, FPI tak mendapatkan undangan dalam perhelatan tersebut.
Dalam munas tersebut, para tokoh dari enam agama yang diakui Indonesia bakalmelakukan pengkajian terhadap budaya damai agar Indonesia dapat menghindari konflik yang bernada agama.
“Sumber konflik itu bisa terjadi atau datang dari mana saja, tetapi sering sekali diberi warna agama sehingga sering seolah itu dibilang konflik agama. Sebagai tugas dari tokoh agama, ini adalah menyumbangkan dirinya untuk bisa mengatasi semua konflik,” jelas UKP-DKAAP Syafiq Mughni dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Selasa (10/09).
Syafiq menjelaskan bahwa pihaknya juga mengundang tokoh-tokoh agama dari enam agama yang diakui Negara, seperti penghayat kepercayaan. Mereka diundang bukan sebagai peserta, melainkan sebagai peninjau.
Acara ini bakal dihelat di Hotel Shangri-La, Jakarta pada 11-14 September 2019. Presiden Joko Widodo diagendakan akan hadir untuk membuka acara tersebut.
Di kesempatan yang sama, Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama Yusnar Yusuf mengungkapkan bahwa dalam acara tersebut sejumlah tokoh dan ormas Islam dipastikan hadir.
Namun Yusuf memastikan bahwa salah satu ormas Islam yang vokal, FPI tidak diundang untuk ambil bagian dalam acara tersebut.
“FPI enggak, enggak diundang FPI. Tidak, dia kan bukan termasuk ormas agama. Itu kan forum, namanya pun FPI kan, forum, maksudnya Front Pembela Islam. Dia kan front,” kata Yusuf.
Ia mengklaim bahwa ormas Islam yang diundang adalah organisasi yang sudah berdiri sejak era kemerdekaan. Yusuf membeberkan beberapa ormas yang hadir ialah Nahdhlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Washliyah, Matlaul Anwar, dan Persis. (Hr-www.harianindo.com)