Jakarta – Kepala Staf Presiden Moeldoko dalam keterangannya mengatakan bahwa bentuk kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final dan tak dapat lagi diganggu gugat. Hal tersebut ia sampaikan sebagai respon atas pernyataan anggota DPRD Paniai yang meminta Papua merdeka.
“Kan NKRI final sudah, ngapain ribut bicara itu. Semua persoalan sudah diselesaikan,” ujar Moeldoko di kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (02/09/2019).
Tak hanya itu, Moeldoko juga menggarisbawahi bahwa NKRI adalah harga mati. Tidak bisa lagi ditawar-tawar integritas Indonesia sebagai negara yang berdaulat karena telah disepakati bersama.
“Persoalan integrity negara sudah disepakati. No Way. NKRI harga mati, kan gitu?” tegasnya.
Baca Juga: Moeldoko Menyebut Tokoh Ini Sebagai Otak di Balik Kerusuhan di Papua
Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Paniai, Papua, yang bernama Naftali Pakopa mengatakan bahwa sudah saatnya bangsa dan tanah Papua menyatakan kemerdekaannya dari Indonesia dan menjadi negara yang berdaulat. Hal tersebut ia ucapkan dalam orasinya di hadapan massa aksi anti-rasisme.
“Karena Indonesia tak henti-henti dari dulu terus menghina kami orang Papua, dibilang bodoh, kotor, bau, primitif, konsumtif, dan sekarang monyet. Maka saya tegas mau bilang, kita Papua harus merdeka, lepas dari Indonesia,” kata Naftali di depan kantor Bupati Paniai, Rabu (28/08/2019).
Menurut Naftali, sudah dari dulu pihaknya berikrar setia terhadap NKRI. Namun dirinya kecewa karena kasus rasisme yang dihadapi oleh warga Papua tak kunjung mereda, malah semakin menjadi-jadi. Terlebih ketika orang Papua disamakan dengan monyet.
“Memang saya Papua kulit hitam, berambut keriting, tapi saya manusia sejati. Kenapa saya dihina dan disamakan dengan monyet. Di Tanah Papua, nama binatang monyet itu tidak ada. Adanya itu di Ragunan, Ancol, Puncak Bogor, di Jawa sana. Keliru orang Indonesia. Mereka sendiri adalah bangsa Monyet,” ujarnya di hadapan massa aksi. (Elhas-www.harianindo.com)