Jakarta – Surat utang negara banyak dimiliki oleh asing. Jumlah Surat Utang Negara (SUN) yang beredar mulai membuat pemerintah tidak nyaman dan khawatir.
Darmin Nasution, selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkap bahwa porsi kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) sudah mencapai lebih dari 40 persen. Hal ini, menurut dia, meningkatkan risiko bagi perekonomian Indonesia.
“Sekali goyang (perekonomian), mereka bisa langsung keluar. Ekonomi kita (bisa) terbanting,” ujar Darmin, pada hari Jumat (09/08/2019).
Darmin mengungkap bahwa pemerintah akan terus berupaya mengurangi ketergantungan terhadap utang. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Perlu perencanaan jangka panjang.
“Mengurangi ketergantungan tentu bukan pekerjaan jangka pendek, tetapi harus sedikit demi sedikit dikurangi,” katanya.
Darmin menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan asing pada portofolio surat utang pemerintah, antara lain dengan mendorong inklusi keuangan agar seluruh lapisan masyarakat bersedia mengakses layanan keuangan.
“Tapi tentu tidak bisa kalau hanya sekadar membuka tabungan, inklusi keuanggannya tidak hanya itu tetapi juga produk keuangan lainnya,” jelas dia.
Neraca Pembayaran Bank Indonesia menyebut rasio kepemilikan asing terhadap SUN pada kuartal II 2019 mencapai 46,6 persen, naik dibanding kuartal I 2019 yang sebesar 46 persen. (NRY-www.harianindo.com)