Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan terhadap lokasi wisata Salib Kasih di Tapanuli Utara. Dalam tinjauan itu, Jokowi membeli jaket tenun langsung dari penenunnya.
Jokowi tiba di lokasi wisata Salib Kasih, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Selasa (30/07/2019), pukul 08.20 WIB. Lokasi wisata ini diselimuti kabut yang tebal dan hawa yang dingin.
Jokowi datang bersama Ibu Negara Iriana. Keduanya kompak mengenakan jaket warna merah berlambang Garud di bagian dada dan bertulisan ‘Indonesia’ di bagian punggung.
Kedatangan Jokowi disambut riuh warga setempat. Mereka meneriakkan nama Jokowi dan meminta bersalaman.
Jokowi kemudian mendapat pemaparan terkait lokasi wisata ini. Terutama mengenai tokoh DR II Nommensen yang menyebarkan ajaran Kristiani di wilayah Toba tersebut. Selanjutnya Jokowi berkeliling melihat-lihat lokasi. Terdapat patung Nommensen setinggi lebih-kurang 4 meter dengan latar belakang pohon cemara.
Jokowi juga mampir ke stan tenun. Di sana terdapat dua orang perempuan sedang menenun kain Ulos khas Batak. Terdapat juga produk tenun ulos yang sudah dibentuk menjadi jaket dan tas.
Jokowi melihat-lihat jaket yang dijajakan. Dia memegang satu jaket kain ulos warna merah yang kemudian dia berikan ke Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Ini Pak, beli. Bayar loh ya,” kata Jokowi ke Basuki.
Selanjutnya dia melihat-lihat jaket lainnya bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kemudianjaket ulos warna biru dipilih oleh jokowi.
Penenun kain ulos bernama Deborah Hasugian mengatakan, jaket tenun yang dibeli Jokowi tersebut jenis ulos Sibolang Rasta. Dia yang menenun kain tersebut.
“Harga jaketnya Rp 2,5 juta. Sama juga yang dibeli oleh Pak Menteri harganya juga Rp 2,5 juta,” kata Deborah.
Deborah mengatakan harga jaket itu malal lantaran dibuat dari kain tenun asli. “Dan setiap ulos di jaket itu punya makna masing-masing,” katanya.
Dia mengatakan selama ini kain ulos biasanya hanya digunakan untuk upacara adat. Namun kini dia dan kelompoknya mengkreasikan bentuk ulos.
“Jadi kita modifikasi jadi pakaian, tas dan sebagainya,” kata Deborah. (Hr-www.harianindo.com)