Jakarta – Di suatu tempat di Kota Bogor terbengkalai ratusan unit Bus Transjakarta. Uap panas menyengat keluar dari lempengan bus berwarna merah dengan corak oranye. Badan bus tampak sudah berkarat denga dikelilingi rerumputan dan ilalang.
Di depan etalase kaca supir tertempel stiker bertuliskan ‘Budel Pailit PT. Putera Adi Karya Jaya dalam Pailit Keputusan Perkara No.02/Pdt.Sus-Pailit/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst. Tertanggal 20 September 2018 Dalam Pengawasan Kurator dan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Lokasi untuk menyimpan terletak di area yang pada penduduk, tepatnya di sisi kanan Jalan Raya Dramaga depan Rumah Sakit Karya Bakti Pertiwi.
Bus tersebut sudah berada di sana selama setahun sejak Juni 2018. Dijumpai di lokasi, seorang penjaga, Tolib (37 tahun) menyatakan bahwa bus didatangkan dari Jakarta dan Cibinong, Bogor. Dia sendiri hanya diminta untuk menjaga oleh pemilik lahan bernama Sugianto.
“Saya hanya penjaga saja. Tadinya ada 104 bus, sekarang ada 300 lebih. Dulu ada yang diderek, ada juga yang dibawa jalan. Hanya disimpan di sini, saya kurang tahu pemilik bus soalnya hanya diminta jaga,” tuturnya, Rabu 24 Juli 2019.
Ramainya pemberitaan membuat pemerintah setempat, yaitu Camat Dramaga, Adi Heriyana, turunal ngsung ke lapangan. Dalam investighasi ini sebagian bus rata-rata dalam kondisi bisa dioperasikan.
“Mesin sih rata-rata hidup, tetapi dalam kondisi bodi yang rusak juga,” kata Adi diwawancarai wartawan.
Adi memaparkan, kedatangan bus ini pada Juni 2018. Pada saat itu ada laporan dari warga adanya penyimpanan bus Transjakarta yang jumlahnya kian meningkat.
“Kami sudah melakukan survei ke lokasi, tidak ada penanggung jawab, yang ada hanya penjaga lahan,” kata Adi.
Kecamatan langsung mengirimkan surat kepada pihak yang terkait keberadaan bus. Bus itu merupakan aset yang dikuasakan kepada kurator dari hasil Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
“Kami sudah mengirim surat kepada pemilik terkait keberadaan bus. Kami mendapat balasan surat yang menyatakan, bus ini merupakan aset dari PT. Adi Teknik Ecopindo yang berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga dinyatakan sebagai sebagai PT yang pailit. Saat ini dikuasakan kepada kurator Lumban Tobing, pada saat itu jumlah bus 104 unit, saat ini sudah mencapai 300-an,” kata Adi. (Hr-www.harianindo.com)