Jakarta – Startup belanja berbasis daring Bukalapak angkat bicara terkait kabar yang menudingnya telah bekerja sama dengan kelompok radikal. Belakangan, tudingan yang menyatakan Bukalapak memberikan donasi untuk kelompok garis keras ramai diperbincangkan di media sosial.
Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono menjamin bahwa kabar tersebut hoaks alias kabar bohong. “Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat,” ujar Intan melalui pernyataan tertulis dalam pesan pendek, Selasa, 23 Juli 2019.
Menurut Intan, saat ini Bukalapak hanya bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi pemerintah. Di antaranya Aksi Cepat Tanggap atau ACT, BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa. Penyaluran donasi pun dilakukan dengan menggunakan aplikasi.
Intan menegaskan bahwa program donasi yang digelar entitasnya akan disalurkan untuk tujuan pendidikan. Salah satunya untuk program Pendidikan Tepian Negeri.
Ia menambahkan, sebagai mitra dari jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah Bukalapak juga harus menjaga kepercayaan dengan masyarakat. Karena itu, program-program yang direalisasikan harus berdampak pada masyarkat dan peningkatan inovasi teknologi.
Kabar di media sosial sebelumnya menyatakan Bukalapak telah bekerja sama dengan kelompok radikal semacam ISIS dan HTI lantaran menyalurkan donasi melalui ACT. Narasi yang berkembang menuding Bukalapak telah menyalurkan bantuan ke Kota Allepo, di tengah markas ISIS, melalui sayap kanan ACT yang mendukung kelompok radikal.
Intan melanjutkan, entitasnya merasa kecewa dengan adanya pemberitaan ini. Ia lantas meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dan turut menyebarkan kabar bohong tentang Bukalapak. (Hr-www.harianindo.com)