Semarang – Prihatin dengan kasus pencurian kotak amal masjid yang acapkali dicuri, tiga mahasiswa asal Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil membuat kotak infak yang tidak mudah dibobol pencuri.
“Kami menamakan hasil inovasi ini sebagai kotak infak masjid antimaling atau Koin Mas Aling,” ujar Esa Firmansyah, mahasiswa D3 Teknik Elektronika Polines, di Semarang pada Jumat (28/06/2019).
Selain Esa, Dewi Aji Pertiwi dan Fitri Restianti juga turut serta dalam penciptaan Koin Mas Aling tersebut. Dewi adalah mahasiswa D3 Teknik Elektronika sementara Fitri merupakan mahasiswa D3 Administrasi Bisnis. Di bawah bimbingan dosen Ilham Sayekti ST MKom, Koin Mas Aling mereka ciptakan sebagai bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) – Karsa Cipta.
Berdasarkan penuturan Esa, kelebihan dari kotak infak buatan mereka adalah fitur keamanan otomatis yang terpadu. Koin Mas Aling menggunakan sensor sidik jari sebagai sistem penguncinya.
“Jadi, kotak infak ini hanya dapat dibuka oleh takmir masjid/mushala yang sidik jarinya telah terdaftar melalui pemrograman,” papar Esa.
Jika terjadi pembukaan secara paksa, maka kotak amal canggih tersebut akan membunyikan alarm sekaligus mengirim pemberitahuan melalui SMS kepada takmir. Tak hanya itu, kotak infak tersebut juga dilengkapi dengan fitur tombol dan penampil menu keamanan serta Global Positioning System (GPS). Fitur tersebut berguna untuk mengetahui letak kotak infak apabila dicuri. Pemberitahuan juga dikirimkan apabila daya tampung kotak infak tersebut telah terpenuhi.
Dewi menjelaskan bahwa alarm akan berbunyi apabila kotak infak tersebut diangkat lebih dari radius 20 cm dari tempat asalnya. Berkat fitur alarm dan notifikasi, takmir masjid bisa memantau kotak amal kapan saja dengan ponsel walau sedang tidak di sekitar masjid.
“Telepon genggam merupakan benda yang dapat dibawa setiap saat sehingga memudahkan dalam pemantauan kotak infak saat tamkir berada jauh dari masjid,” ujar Dewi.
Fitri berharap bahwa kedepannya, Koin Mas Aling dapat diproduksi secara massal. Sejumlah penyesuaian sesuai selera pasar pun dapat diaplikasikan.
“Alat ini bisa digunakan oleh masjid atau mushala guna menekan tindak kejahatan pencurian yang menyasar kotak infak,” kata Fitri. (Elhas-www.harianindo.com)