Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini kembali menjadi pusat perhatian usai menyelenggarakan program mudik gratis. Pasalnya, program itu dinilai telah menghabiskan dana APBD sebesar Rp 14 miliar.
Walaupun demikian, Anies akan tetap menggelar kembali mudik gratis tahun depan. Ia meminta agar masyarakat yang sudah merasakan program tersebut mau berbagi pengalaman mereka sehingga akan lebih banyak masyarakat lain yang tertarik untuk bergabung.
“Pengalaman mudik yang kemarin, ibu bapak bisa ceritakan kepada yang lain,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta Selatan, Rabu (12/06). “Insyaallah tahun depan kita akan teruskan. Kita berharap nantinya kita bisa perluas.”
Program mudik yang ditetapkan oleh Anies terdiri dari perjalanan dari Jakarta ke kampung halaman dan juga sebaliknya, dari kampung kembali ke Jakarta. Kurangnya publikasi sehingga masih banyak yang belum mengetaghuinya.
“Memang yang kita kerjakan dengan menyiapkan kendaraan mudik ini dua arah,” jelas Anies. “Untuk mudik ke kampung dan dari kampung kembali ke Jakarta. Banyak yang mengira hanya satu arah, padahal dua arah.”
Anies juga meminta agar para peserta mudik bisa memberikan saran sehingga pihak Pemprov bisa melakukan evaluasi perbaikan ke depannya. Sampai saat ini, sudah ada peserta yang menyarankan agar program tersebut juga menyediakan buka puasa dan kaos.
“Tadi sudah ada yang usul. Siapkan untuk buka puasa, nanti kita siapkan untuk buka puasa,” tutur Anies. “Kemudian tadi ada yang usul minta kaos.”
Selain program mudik gratis yang menuai kritikan, kebijakan lain dari Gubernur DKI yang juga tak lepas dari kontroversi adalah terkait operasi yustisi. Anies mengklaim bahwa operasi yustisi tidak diperuntukkan bagi warga pendatang di Jakarta. Dengan dalih atas dasar kesetaraan.
“Ini udah bukan masanya lagi dan hampir pasti yang terkena operasi-operasi macam itu rakyat kecil,” tegas Anies. “Yang datang dengan modal terbatas. Kita kebijakannya adalah kesetaraan.” (Hari-www.harianindo.com)