Jakarta – Azyumardi Azra berani menuturkan bahwa aksi 22 Mei bukan merupakan bagian dari jihad. Dia menyebut ulama yang menyebut 22 Mei adalah jihad sebagai ulama partisan.
Saat ditemui kemarin, dirinya menuturkan bahwa “Jadi kalau ada yang bilang 22 Mei itu jihad saya kira itu adalah ulama yang partisan. Yang partisan kepada pihak tertentu. Harusnya ulama jangan partisan. Jadi itu menurut saya sikap ulama yang nggak bijak, ulama harusnya menenangkan umat, memberi ketenangan, memberi kesabaran apalagi bulan puasa gini,”
“Kalau yang namanya demo adalah ekspresi dari hawa nafsu. Padahal puasa itu menahan hawa nafsu. Jadi saya kira ulama seperti itu tidak perlu didengar. Yang perlu didengar itu ulama netral, berpihak pada kepentingan umat, negara. Kita harus apresiasi ulama NU, pimpinan PBNU, seperti KH Aqil Siradj, pimpinan Muhammadiyah Pak Haedar Nashir yang sudah imbau,” ujarnya.
“Saya kira klaim-klaim atas nama ulama menyerukan jihad 22 Mei itu harus ditolak. Itu pernyataan partisan, politik, ulama harusnya tidak partisan. Dengan menggunakan istilah jihad itu mempolitisasi agama,” jelasnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)