Jakarta – Masyarakat di Singapura dibuat resah dengan masuknya virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV) yang dibawa oleh warga negara Nigeria pada 28 April 2019 lalu.
Lantas apa penyebab dari virus cacar monyet ini dan bagaimana gejalanya?
Menurut laman resmi WHO, virus cacar monyet merupakan orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit menular pada manusia yang menyerupai cacar.
Pertama kali muncul di pedesaan di Afrika barat dan tengah, penyakit ini kerap ditemui di dekat hutan hujan tropis.
Namun demikian, tidak ada bukti kasus penyakit ini menular dari orang ke orang. Karena hingga saat ini, penyebaran penyakit ini diketahui hanya dari hewan ke manusia melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau bekas luka dari hewan yang terinfeksi.
Gejala yang muncul terjadi pada 14 hingga 21 hari berupa demam, sakit kepala parah, lymphadenopathy (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, myalgia (nyeri otot), dan juga asthenia (kurangnya energi).
Ruam yang terjadi pada kulit penderita biasanya dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Menurut keterangan dari Direktur Eksekutif National Centre for Infectious Diseases (NCID), Leo Yee Sin, penyakit cacar monyet ini memiliki risiko yang rendah untuk menyebar di Singapura.
“Tidak ada bukti bahwa penularan dari manusia ke manusia saja dapat menyebabkan infeksi monkeypox pada manusia,” kata Leo.
Penyakit ini bahkan disebut lebih tidak menular dibanding flu biasa.
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura juga menandaskan, penyakit monkeypox ini bisa sembuh sendiri dalam jangka waktu dua hingga tiga minggu.
Masyarakat bisa melakukan tindakan pencegahan dengan mengurangi kontak dengan primata serta batasi paparan langsung terhadap darah serta daging yang tidak dimasak dengan benar.
(samsularifin – www.harianindo.com)