Jakarta – Wasekjen Partai Demokrat (PD) Rachland Nashidik menanggapi pernyataan Kivlan Zen yang menyerang kader Demokrat dan ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rachland mengutip ucapan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gua Dur) yang sempat juga menyebut nama ‘Mayjen K’ sebagai dalang kerusuhan di Ambon pada 1999 lalu.
“Kata presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Kivlan Zen itu ‘Mayjen Kunyuk’. Mungkin karena dinilai liar dan biang onar,” kata Rachland Nashidik kepada wartawan, Jumat (10/5/2019).
Apakah benar Gus Dur mengatakan demikian?
Dalam buku berjudul ‘Ge-geran bersama Gus Dur’ (2010) yang disusun oleh Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, dituliskan bahwa Gus Dur pernah menyinggung sosok ‘Mayjen K’ yang disebutnya sebagai dalang dari kerusuhan di Ambon pada 1999 lalu.
Saat itu Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Umum PB NU, sedangan Kivlan Zen ketika itu berpangkat Mayor Jenderal TNI
“Pada pekan-pekan pertama kerusuhan meledak di Maluku, Gus Dur menyatakan bahwa provokator kerusuhan itu adalah seorang petinggi tentara, bernama ‘Mayjen K’. Siapa pula orang ini? Seperti biasa, Gus Dur tak menjelaskannya. Tapi Mayor Jendral Kivlan Zen merasa terserempet, lalu segera menemui Gus Dur di rumahnya untuk minta penjelasan,” tulis buku tersebut.
Usai bertemu dengan Kivlan Zen, Gus Dur tetap tetap tidak mengungkap siapa ‘Mayjen K’ yang ia maksud. Kepada wartawan, Gus Dur menjelaskan bahwa ‘Mayjen K’ yang ia maksud itu bukan merujuk pada Kivlan Zen.
Meski enggan mengungkap nama, namun Gus Dur akhirnya menjelaskan kepanjangan dari ‘Mayjen K’
“Mayjen K itu maksudnya Mayjen Kunyuk (monyet). Habis, apa namanya kalau kerjanya jadi dalang kerusuhan,” ucap Gus Dur, seperti dikutip dalam buku tersebut.
(samsularifin – www.harianindo.com)