Jakarta – Kiai Asep Saifuddin Chalim membantah tudingan yang diarahkan mantan Ketum PPP Romahurmuziy atau Romy terkait keterlibatannya dalam proses seleksi jabatan di lingkungan Kemenag dengan memberikan rekomendasi.
Hal itu disampaikan Kiai Asep setibanya di gedung KPK sekitar pukul 09.40 WIB untuk memenuhi panggilan KPK sebagai saksi dalam perkara suap terkait dengan seleksi jabatan di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2018-2019.
“Tidak (tahu soal rekomendasi),” ujar Kiai Asep saat ditanya terkait rekomendasi itu di Gedung KPK, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Disinggung mengenai kedekatannya dengan Kepala Kanwil Kemenag Jatim yang juga tersangka dalam perkara ini, Haris Hasanuddin, Kiai Asep tak membantah. Namun, ia menyampaikan kedekatan itu hanya sebatas murid dan guru pada saat itu.
“Kemarin sudah saya sampaikan pertanyaan-pertanyaan wartawan bahwa dia dulu ketika di mahasiswa mungkin 20 tahun lalu, dia pernah setiap pagi belajar mengaji ke saya,” kata Kiai Asep.
Selain Kiai Asep, KPK juga memanggil dua saksi lainnya dalam perkara ini. Kedua saksi tersebut yakni Abdul Rochim selaku PNS Kemenag Kanwil DI Yogyakarta dan Drs H.M Musyaffa Noer selaku Ketua DPW PPP Jawa Timur.
Sebelumnya atas tudingan Romy itu, Kiai Asep Saifuddin Chalim pun telah membantahnya. Ia membantah pernyataan Romy yang menyebut telah merekomendasikan Haris Hasanudin menjadi Kepala Kanwil Kemenang Jatim. Dirinya menegaskan tak pernah campur tangan dalam daftar calon Kepala Kanwil Kemenang Jatim.
“Enggak ada rekomendasi,” tegas Asep di rumahnya di Siwalankerto, Surabaya, Jumat (22/3/2019).
Asep tak menampik mengenal Haris Hasanudin. Bahkan, dia menyebut bahwa Haris adalah santrinya sejak lama.
Baca juga: Muhammadiyah Telah Tetapkan Ramadan dan Lebaran
“Kalau ditanyai siapa Haris, ya saya harus menjawab, dia santri saya bertahun-tahun. Dia ngaji ke saya sejak menjadi mahasiswa (IAIN), tidak ada yang lain kecuali itu,” ujarnya.
Asep mengatakan Romy memang pernah bertanya terkait sosok Haris. Oleh karena itu, dia mengatakan kepada Romy jika Haris adalah santrinya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)