Jakarta – Seniman senior Butet Kertaradjasa, mendadak terkulai lemas di atas panggung saat dirinya memerankan sosok Semar dalam pentas teater berjudul ‘Kanjeng Sepuh’, pada Jumat (22/3/2019) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Melalui akun Instagramnya, seniman Agus Noor yang diketahui terlibat dalam penulisan skenario pentas Kanjeng Sepuh, menjelaskan kronologi bagaimana Butet jatuh pingsan karena terkena serangan jantung.
“Semalam, saat pentas memasuki menit ke 60an, Butet yang memerankan Semar, tumbang, tubuhnya lemas dan dingin. Tergolek pucat. Itu usai adegan Semar muncul di kuburan: hidup itu cuma main-main, yang serius kematian. (Dokter yang merawatnya kemudian menjelaskan: jantungnya kumat, enzim di jantungnya naik 100x lipat),” tulis Agus Noor dalam keterangan fotonya di Instagram agusnoor_, Sabtu (23/3/2019).
Agus juga menjelaskan bagaimana ketegangan dan kebingungan para pemeran di belakang panggung dimana pentas tetap berjalan padahal sisa adegan Butet sebagai Semar tidak bisa dimunculkan kembali di atas panggung.
“Saya dari sisi panggung berusaha “memberi kode” pada pemain agar adegan kemunculan Semar di-skip. Pada pemain yang akan muncul kemudian, saya memberikan kemungkinan-kemungkinan impovisasi apabila Butet tak bisa melanjutkan permainan,” lanjut Agus Noor.
Setelah tim produksi memberikan pertolongan pertama bersama dengan tim medis, Butet bersikeras menyelesaikan tugasnya untuk tampil kembali di atas panggung.
“Saya langsung bilang ke dia, ‘Kamu istirahat dulu. Nyawamu lebih penting dari pentas ini!’ Dia malah nyengir ‘Uasuuuwook.’ Semua sudah diantisipasi: adegan ending, di mana Butet harusnya muncul, diubah. Tapi detik-detik menjelang adegan akhir itu: Butet bersikeras muncul ke panggung. Saya tak yakin. ‘Biarlah saya menuntaskan kewajiban saya dengan terhormat malam ini.’ Begitu ia berkata. ‘Tapi kowe jangan mati di panggung, nanti malah ngrepoti,’ kata saya. Dia tertawa. Maka, saya pun membiarkannya muncul menutup adegan terakhir, saat Semar mengungkap rahasia kebenaran,” jelas Agus.
“Saya deg degan di samping panggung. Bagaimana kalau pingsan? Tapi yang saya saksikan: energi seorang “aktor tua” yang luar biasa, tenaga sukmanya muncul memghidupkan peran Semar, suaranya tak terdengar capek atau kelelahan. Bahkan para penonton pun tak merasakan (atau tahu) bahwa Butet baru saja pingsan!” pungkasnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)