Jakarta – Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi membenarkan pengakuan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar terkait keterlibatan Prabowo Subianto dalam peristiwa penculikan aktivis pada 1998 lalu.
“Apa yang disampaikan Pak Agum dalam video (yang beredar) itu benar adanya,” ujar Fachrul Razi, Rabu (13/3/2019).
Namun demikian, Fachrul yang saat itu menjabat Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP) mengaku tidak mengetahui secara detail dimana para aktivis tersebut dibunuh.
“Saat itu kami lebih fokus pada penyelamatan korban-korban yang masih bisa diselamatkan,” jelas Fachrul Razi.
Sebelumnya, beredar video pengakuan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar terkait keterlibatan Prabowo Subianto dalam peristiwa penculikan aktivis 98.
“(Terpotong di bagian awal) Subagyo HS waktu itu KSAD, anggotanya ada tujuh orang, letjen-letjen bintang-bintang tiga, karena yang diperiksa bintang tiga. Termasuk di dalamnya almarhum Letjen Arie J. Kumaat, Letjen Yusuf Karta (Kartanegara), Letjen Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar. Itulah anggota DKP. Tugasnya adalah memeriksa kasus ini, kasus pelanggaran HAM berat.
Berjalanlah DKP, bekerjalah DKP sebulan lebih memeriksa yang namanya Prabowo Subianto. Dari hasil pemeriksaan ternyata didapat fakta bukti nyata bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat. Saya di samping anggota DKP saya mantan Danjen Kopassus. Tim Mawar yang melakukan penculikan itu bekas anak buah saya semua itu. Saya juga pendekatan dari hati ke hati dengan mereka, di luar kerjaan DKP, karena dia bekas anak buah saya toh.
Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di sinilah saya tau di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya saya tahu detail, gitu lho. Jadi DKP dengan hasil temuan seperti ini merekomendasikan kepada Panglima TNI, rekomendasinya apa? Dengan kesalahan terbukti, direkomendasikan agar supaya yang bersangkutan diberhentikan dari dinas militer. Tanda tangan semua. Subagyo HS tanda tangan, Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan, semua tanda tangan,” demikian kata Agum Gumelar dalam video tersebut.
DKP sendiri dibentuk untuk menyelidiki kasus penculikan aktivis 98 dimana Prabowo yang saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus diduga mengetahuinya.
(samsularifin – www.harianindo.com)