Jakarta – Bupati Pandeglang Irna Narulita dalam beberapa hari terakhir ini menjadi sorotan media karena baru saja membeli mobil dinas dengan harga Rp 1,9 miliar, padahal Pandeglang merupakan kabupaten termiskin di Provinsi Banten.
“Kebijakan ini jelas tidak sensitif sosial. Tidak peka pada situasi kemiskinan di daerahnya. Sangat disayangkan dilakukan oleh kepala daerah yang harusnya bekerja keras untuk membebaskan masyarakatnya dari kemiskinan bukan malah menikmati fasilitas mewah,” kata Ketua Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Oce Madril, Selasa (12/3/2019).
Menurut Oce, pembelian mobil dinas seharga miliaran rupiah ini tidak akuntabel dan termasuk pemborosan anggaran.
“Penggunaan anggaran itu prinsipnya harus akuntabel dan berbasis kinerja. Pembelian mobil dinas mewah itu jelas tidak akuntabel lebih ke pemborosan anggaran,” kata Oce.
“Pemborosan anggaran untuk kepentingan pribadi di tengah kemiskinan adalah bentuk perilaku koruptif,” lanjut Oce.
Karena itu, Oce meminta DPRD melakukan pengawasan dan membatalkan pembelian mobil dinas baru tersebut.
“Kebijakan itu lebih baik dibatalkan. Anggaran harusnya dioptimalkan demi kepentingan publik,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pandeglang pada 2018 hanya Rp 205 miliar. Pandeglang juga menjadi wilayah yang termiskin di banding tujuh kabupaten lainnya di Banten.
Menurut pengakuan Sekda Pandeglang Fery Hasanudin, pembelian mobil dinas baru itu atas permintaan Bupati dan atas pertimbangan staf.
“Ya namanya bupati kan untuk kepentingan protokoler. Latar belakangnya bupati kan punya mobil yang pendek itu ya, yang dulu itu (Velfire) dan wajarlah namanya dia selama itu, kan,” jelas Fery, Selasa (12/3/2019).
(samsularifin – www.harianindo.com)