Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Fadli Zon, menanggapi kasus narkoba yang menjerat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief. Ia menilai pemerintah gagal dalam menangani pembatasan narkoba.
“Ini situasi yang membahayakan, introspeksi ya. Penggunaan ini dalam empat lima tahun meningkat tajam, bukan menurun. Artinya, pemerintah sekarang gagal di dalam menangani pemberantasan narkoba,” kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/2/2019).
Ia mengaku sangat prihatin. Memang persoalan narkoba sudah masuk ke semua lini, mulai dari elite sampai rakyat, dan dari yang tua sampai yang muda.
“Karena kita lihat jumlah temuannya semakin fantastik, ada yang sampai ton, ada yang sampai berkilo-kilogram. Jadi apa yang terjadi pada saudara Andi Arief, mungkin dia merupakan korban, dari berbagai macam derasnya masuknya narkoba ke Indonesia,” kata Fadli.
Menurutnya, Indonesia bukan lagi menjadi negara tujuan investasi saja, tapi menjadi tujuan narkoba dari negara-negara lain. Bahkan masuknya kelihatan makin hari semakin leluasa.
“Ya kita tidak tahu berapa ratus ton atau ribu ton yang masuk, tapi temuannya sangat mengerikan, menjadikan Indonesia bisa ‘narkorepublik’ di Amerika latin. Ini sangat membahayakan,” kata Fadli.
Ia menegaskan ditangkapnya Andi harus dilihat dari perspektif yang besar. Maksudnya soal kemudahan terhadap akses narkoba. Meskipun dalam perspektif kecil, ia menyayangkan orang yang menggunakan narkoba.
“Itu kan suatu peluang, ya, opportunity makes a thief, kesempatan itu membuat orang menjadi pencuri. Coba kalau tidak ada peluang untuk menggunakan itu, sulit orang mendapatkan itu. Saya kira akan sedikit, jadi ini harus ada keseriusan pemerintah sekarang untuk memberantas narkoba, dimulai dari bandar-bandarnya,” kata Fadli. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)