Jakarta – Polisi menangkap tiga orang ibu-ibu yang diduga melakukan kampanye hitam seperti yang terekam di dalam video yang kemudian menjadi viral.
Terkait penangkapan tersebut, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean membenarkan bahkwa ketiganya merupakan relawan pendukung Prabowo-Sandi yang tergabung di dalam Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo – Sandiaga (Pepes).
Ferdinand juga membela bahwa apa yang disampaikan ketiga pelaku bukanlah kampanye hitam melainkan bentuk dari kerisauan yang dirasakan masyarakat.
“Itu bukan kampanye hitam tapi menyampaikan apa yang mereka rasakan dan duga akan terjadi melihat fakta-fakta yang terjadi sekarang,” kata Ferdinand melalui akun Twitternya, @FerdinandHaean_, Senin (25/2/2019).
Sebelumnya, beredar di media sosial rekaman video berisi dua orang wanita yang melakukan sosialisasi door to door agar tidak memilih Jokowi karena bila Jokowi terpilih untuk kedua kalinya maka suara azan akan dilarang dan pernikahan sejenis diperbolehkan.
“Lamun Jokowi dua periode moal aya deui sora azan, moal aya budak ngaji, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin,” kata wanita dalam video tersebut.
Artinya kurang lebih demikian:
“Jika Jokowi dua periode tak akan ada lagi suara azan, tak ada anak-anak mengaji, tak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan dan perempuan boleh kawin, lelaki dan lelaki boleh kawin.”
(samsularifin – www.harianindo.com)