Jakarta – Pemprov DKI Jakarta menerima hibah sebesar 70,21 miliar Yen atau setara Rp9 triliun dari Jepang melalui Kementerian Keuangan. Dana hibah itu diberikan untuk melanjutkan pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) fase II.
Rencananya, dana hibah itu digunakan untuk pekerjaan sipil sebesar 59,108 miliar Yen, jasa konsultasi sebanyak 6,311 miliar Yen, dan dana tak terduga sekitar 4,6 milliar Yen. Dana itu merupakan pinjaman pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Selain untuk pembangunan MRT Fase II, dana ini juga akan digunakan untuk penyelesaian fase I, Lebak Bulus-Bundaran HI. Saat ini, fase I sudah mencapai 98,6%.
“Dana tersebut untuk proyek MRT fase II dan sekaligus penuntasan fase pertama. kita tahu per hari ini MRT hampir tuntas, sudah 98,6%,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Februari 2019.
Kemungkinan besar, MRT fase I mulai beroperasi Maret 2019. Sambil menunggu operasi MRT, Pemprov DKI kembali menata jalan sepanjang Sudirman-MH Thamrin.
“Di akhir bulan Februari Insya Allah Jalan sepanjang Sudirman-Thamrin sudah kembali lurus dan rata. Maret besok akan siap operasinya,” ucap dia.
Baca juga: KPK Lakukan Penggeledahan di Rumah Dirut Jasa Marga
Dana hibah untuk pembangunan MRT Fase II diberikan langsung oleh Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Astera Primanto Bhakti kepada Gubernur DKI, Anies Baswedan di Balai Kota DKI. Anies berjanji bakal memberikan laporan rutin kepada Dirjen Perimbangan Kemenkeu.
“Sekaligus juga kita memastikan, fasilllitas penunjang untuk ekgiatan kelancaran MRT akan kita tuntaskan,” pungka Anies. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)