Jakarta – Baru-baru ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten menggelar acara doa bersama untuk penista ulama. Dalam doa ini, mereka meminta agar para penista ulama memohon maaf kepada ulama. Doa tersebut ditujukan untuk menyinggung Fadli Zon yang menulis puisi ‘Doa yang Ditukar’.
“Doa adalah kekuatan memohon kepada Allah siapapun yang menista ulama mudah-mudahan diberi hidayah dan diberikan kesadaran akal budi dan meminta maaf. Apalagi di tengah proses bangsa perlu persatuan dan penghormatan kepada ulama,” kata Ketua GP Ansor Banten Ahmad Nuri di PWNU, Kota Serang, Rabu (13/2/2019).
GP Ansor Banten, menurutnya, melihat bahwa puisi yang ditulis oleh Fadli Zon tersebut, menunjukan ketidakhormatan kepada ulama Nahdatul Ulama (NU). Ulama yang selama ini jadi panutan dituduh dengan hal yang tidak-tidak termasuk disebut pembajak doa.
“Kita meminta Fadli Zon meminta maaf, jangan memperkeruh proses kebangsaan kita. Kita butuh harmoni apalagi dalam proses kontestasi politik ke depan,” ujarnya.
Selain doa, pengurus GP Ansor Banten juga melakukan pembacaan puisi. Pembacaan puisi menurutnya adalah orasi kiai NU yang isinya juga desakan agar sadar dan tak berkeras hati.
Jika pun tak ada permintaan maaf Fadli Zon, ia mengutip bahwa ada perkataan dari Habib Luthfi bahwa penghinaan terhadap ulama NU bisa berakhir kualat. Ulama menurutnya memiliki karomah tersendiri. Tapi, kualat ini menurutnya ini jangan sampai terjadi menimpa politisi Gerindra tersebut. Sebab itu, ia mendesak agar segera memohon maaf.
“Minta maaf apa sulitnya, kalau kesulitan dan merasa benar sendiri, kata Habib Luthfi yang menghina NU berakhir kualat. Ini jangan sampai terjadi. Kalau bersikukuh pasti itu terjadi. Kita ingin bangsa dalam koridor hidayah, jangan sampai kualat” ujarnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)