Jakarta – Belakangan ini, foto para hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang sedang berpose dua jari, menjadi sorotan publik. Terkait foto itu, Waketum Gerindra Fadli Zon menilai tak perlu menanggapinya secara berlebihan. Dia meminta pose dua jari itu tak dibawa perasaan atau baper.
“Sudah diklarifikasi juga, jadi saya pikir nggak usah dibikin baper ya, kalau ada yang gitu,” kata Fadli Zon di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Fadli juga menilai bahwa simbol dua jari yang identik dengan acungan jempol dan telunjuk tersebut bisa diartikan macam-macam. Terlebih lagi, lanjut Wakil Ketua DPR ini, sudah ada klarifikasi terhadap foto tersebut.
“Kan sudah ada klarifikasinya. Menurut saya sih nggak apa-apa pose gini (menunjukkan pose dua jari). Bagus-bagus saja, kan jadi model dan tren. Bisa jadi simbol macam-macam,” ucapnya.
“Preferensi politik itu kan kalau tidak ada keterangan. Ini kan ada klarifikasi. Saya kira nggak ada masalah,” tegas Fadli.
Sebelumnya, foto sepuluh hakim yang memakai toga merah tersebar di media sosial sedang ‘berpose dua jari’. Satu di antaranya perempuan berjilbab. Mereka dengan senyum lebar berfoto bersama jari jempol dan telunjuk mengacung seperti salam yang digunakan oleh tim Prabowo-Sandi. Ada satu hakim yang mengepalkan tangan dan satunya mengacungkan jempol.
Pihak PN Jakpus sudah membantah pose dua jari itu merupakan dukungan bagi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Gaya tersebut diklaim sebagai pose pistol.
“Jadi itu diambil tiga bulan lalu. Itu karena ada teman hakim pindah ke PN Bengkulu minta foto kenang-kenangan dan foto gaya bebas dan tidak ada kata-kata apa. Kok keluar sekarang. Kurang-lebih tiga bulan lalu,” ujar Ketua PN Jakarta Pusat Yanto.
Yanto menegaskan pose itu tidak ada kaitannya dengan pilpres atau keberpihakan politik. Salah satu hakim yang ikut berfoto, Anwar, juga membantah foto itu terkait pilpres.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)