Harian IndoJakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menerapkan larangan bagi seluruh kadernya untuk tidak melakukan praktek poligami. PSI menilai poligami termasuk kedalam salah satu bentuk kekerasan bagi kaum perempuan.
Ilustrasi
Rupanya larangan tersebut mendapat sindiran keras dari Ketum PPP sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Romahurmuziy. Pria yang akrab disapa Rommy ini menilai aturan tersebut dapat berdampak pada pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Rommy dengan tegas mengatakan bahwasanya ia tidak ingin penolakan poligami yang dibuat partai pendukung Jokowi itu justru menjadi beban bagi sang petahana. Bahkan Rommy menyebut larangan tersebut merupakan salah satu bentuk sikap anti-HAM.
Mendengar hal itu, Juru bicara PSI Mohamad Guntur Romli angkat bicara. Guntur menegaskan larangan poligami itu hanya sikap PSI, bukan sikap koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin. Oleh karena itu ia meminta agar Rommy tidak ikut campur.
Baca juga : Imam Nahe’i : “Poligami Adalah Kekerasan Terhadap Perempuan”
“Aturan larangan poligami itu internal untuk mengurus PSI, PPP nggak boleh ngomong dong. PSI punya hak untuk memberikan aturan kepada pengurus dan kader PSI. PPP urus saja PPP, jangan urus PSI,” kata Guntur saat ditemui di restoran Gado-Gado Boplo, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (15/12/2018).
Lebih lanjut Guntur menjelaskan bahwasanya ia tidak ingin berkembang lebih jauh dan melakukan perdebatan soal agama. Sebab menurutnya larangan poligami itu dibuat dengan menekankan aspek sosial yang ada selama ini.
“Kalau disebut menolak poligami anti-Islam, soal poligami PSI tidak mau masuk dalam perdebatan soal agama, tapi soal sosial, fakta sosial, keluarga yang nanti akan dilihat secara saksama bahwa ini bukan soal agama, ini soal sosial suara perempuan,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)
