Jakarta – Duta Besar RI untuk Arab Saudi menyebut tidak ada uang jaminan untuk membebaskan pimpinan Front Pembela Islam, Muhammad Rizieq Shihab yang sempat ditahan otoritas Saudi, Senin (05/11) pukul 23.30 waktu setempat.
“Ya kita melakukan pendekatan karena kita tidak bisa mengintervensi masalah hukumnya. Jadi yang kita lakukan adalah pendampingan kekonseloran saja,” ujar Dubes Agus Maftuh Abegebriel kepada BBC News Indonesia lewat sambungan telepon, Kamis (8/11/2018).
Agus Maftuh menegaskan, yang dilakukan pihaknya adalah lobi-lobi dengan otoritas Saudi, tanpa menjelaskan dengan rinci.
Menurut Agus Maftuh, Rizieq Shihab diperiksa selama 28 jam dengan didampingi staf KBRI. Namun ia enggan mengungkapkan seperti apa pemeriksaan itu berlangsung dan pertanyaan apa saja yang dilancarkan otoritas Saudi kepada Rizieq Shihab.
Pihak KBRI, kata dia, hingga kini masih menunggu nota resmi dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi tentang kasus hukum apa yang menjerat Rizieq Shihab. Nota resmi tersebut dijanjikan akan dikirim secepatnya.
“Kami belum tahu terima nota resminya. Jadi kami nggak bisa menjawab dengan berandai-andai. Termasuk status hukum juga menunggu dari Saudi. Itu etika diplomatik yang harus kami pegang,” jelasnya.
Maftuh berharap, Rizieq Shihab hanya terkena masalah overstay atau izin tinggal. Jika seperti itu, maka KBRI tidak perlu mengirimkan pengacara.
Seperti diketahui, Rizieq keluar dari Indonesia sejak April 2017 dan memegang visa kedaluwarsa sejak 20 Juni lalu.
Dari informasi yang diperoleh KBRI, kata Agus Maftuh, Rizieq Shihab diperiksa dan sempat ditahan aparat Saudi terkait bendera hitam bertuliskan kalimat Tauhid yang terpampang di dinding kediamannya di Makkah.
Baca juga: KNKT Tegaskan Bakal Memperpanjang Pencarian CVR Lion Air
Bendera yang dilaporkan mirip dengan bendera ISIS yang terpasang di dinding belakang rumahnya di Makkah juga sudah dicopot. “Pada prinsipnya KBRI akan memberikan pendampingan kepada siapapun tanpa memandang kelompok apa, partai apapun,” jelasnya.
Berdasarkan penelusuran KBRI , diketahui tempat tinggal Rizieq di Makkah didatangi polisi pada Senin (05/11) sekitar pukul 08:00, “karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis” pada dinding belakang rumah Rizieq. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)