Jakarta – Massa Aksi Bela Tauhid II menggelar aksinya mulai dari Masjid Istiqlal menuju Jalan Merdeka Timur ke Jalan Merdeka Selatan, Patung Kuda, dan Istana Negara.
Aksi yang dilakukan pada Jumat (2/10/2018) ini menuntut pemerintah dan PBNU untuk mengakui bahwa bendera berkalimat tauhid yang sempat dibakar di Garut, Jawa Barat, belum lama ini bukanlah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Massa yang melakukan long march dari Masjid Istiqlal ini juga membawa bendera dan atribut berkalimat tauhid.
Terkait aksi massa ini, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadyah Din Syamsuddin meminta agar tidak disikapi dengan berlebihan karena demokrasi di Indonesia menghormati kebebasan menyatakan pendapat.
“Aksi bela tauhid, aksi ini, bela itu, sah adanya, tak perlu disikapi secara sinis,” kata Din di sele mengisi seminar Pekan Pancasila di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (2/11/2018).
“Yang penting kebebasan untuk berpendapat itu tak terjebak dalam aksi kekerasan, anarkisme, apalagi menebar permusuhan sesama kelompok. Itu sah,” tambahnya.
Namun demikian, aksi massa tersebut diminta untuk tidak dan melakukan kekerasan dan tetap menjaga perdamaian.
“Jangan dilaksanakan yang tidak baik, perlu memperhatikan etika keadaban. Saya kira aksi itu sah adanya apalagi menyangkut tauhid, itu penting,” ujarnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)