Jakarta – Ketua Umum Gerindra yang juga calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, enggan menanggapi hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan elektabilitas Prabowo-Sandi turun setelah kasus cerita rekayasa salah satu pendukungnya, Ratna Sarumpaet.
Menurut Prabowo, hasil survei tergantung dari siapa yang membayar.
“Haaah Denny JA. Ya sudah terima kasih. Ha-ha-ha-ha. Survei-survei itu bagaimana siapa yang bayar. Oke, terima kasih,” ujar Prabowo, usai menghadiri deklarasi Gerakan Emas atau Gerakan Emak-Emak dan Anak Minum Susu, di Stadion Klender, Jakarta Timur, Rabu (24/10/2018).
Prabowo menambahkan, dirinya menjunjung tinggi demokrasi, namun bukan demokrasi uang.
“Kami menjunjung tinggi demokrasi yang sebenarnya, bukan demokrasi uang. Makanya tadi saya agak sedikit ini ya,” kata Prabowo terkait hasil survei LSI Denny JA.
“Kenapa? Survei Denny JA. Denny JA itu apa? Tuhan di bidang polling. Bukan kan? Santai-santai saja. Nanti saya juga bikin survei. Oke terima kasih,” lanjutnya.
Seperti diketahui sebelumnya, LSI Denny JA merilis survei terbarunya yang menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi menurun setelah kasus cerita rekayasa Ratna Sarumpaet terungkap, dan kini sedang ditangani pihak Polda Metro Jaya.
Pada September 2018 sebelum kasus Ratna, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 53,2 persen, Prabowo-Sandi 29,2 persen, dan 17,6 persen belum memutuskan.
Sedangkan pasca kasus Ratna Sarumpaet di bulan Oktober 2018, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf naik menjadi 57,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi turun menjadi 28,6 persen, serta persentase yang belum memutuskan juga menyusut tinggal 13,7 persen.
(samsul arifin – www.harianindo.com)