Jakarta – Prabowo Subianto sebagai penantang pada Pilpres 2019 mendatang dinilai sulit untuk menandingi elektabilitas petahana, Jokowi Widodo.
Hal ini disampaikan oleh founder LSI Denny JA kepada wartawan, Senin (22/10/2018).
“Sulit bagi Prabowo mengejar Jokowi jika kekurangan ‘3M’,” kata Denny JA.
Lantas apa yang dimaksud dengan ‘3M’ ini?
“Penantang yang tertinggal jauh dari petahana hanya bisa mengejar kalau mengoptimalkan tiga hal penting. M pertama adalah momentum, nah momentum ini sering kali tidak diciptakan, dia datang tak terduga. Misalnya tiba-tiba krisis ekonomi atau ada skandal besar terbongkar. Kita lihat sebenarnya ada beberapa momentum yang tidak dioptimalkan oposisi,” jelas Denny.
Sedangkan M kedua menurut Denny adalah media. Penantang disebut Denny, perlu meyakinkan 186 juta pemilih menjelang Pilpres 2019.
“Media sosial paling banyak hanya meraih 30-40 persen pemilih, sisanya tidak bisa dengan media sosial, tapi dengan media konvensional, termasuk televisi, yang ada di setiap rumah penduduk,” ucapnya.
Yang terakhir adalah money atau logistik. Sebagai penantang, Prabowo membutuhkan dana yang lebih besar untuk memenangkan ‘pertandingan’.
“Situasi saat ini tampaknya kita menengarai ada problem logistik di kubu Prabowo. Sukses akses media, banyak problem momentum. Apalagi parpol koalisi muncul kesadaran menyelamatkan partainya sendiri supaya lolos parlemen. Jadi saya lihat Prabowo sulit mengejar ketertinggalan sekitar 20 persen itu,” pungkasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)