Jakarta – Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, yang seringkali melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial dengan tujuan menyudutkan pemerintah membuat sejumlah pihak geram, termasuk juru bicara Bidang Hukum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest.
Menurut Rian, tidak ada ide gagasan yang muncul dari Fadli Zon sehingga ia tidak rela penghasilannya dipotong untuk membayar pajak yang nantinya untuk menggaji Fadli.
“Mana perdebatan ide gagasan? Padahal dia wakil ketua DPR. Saya muak. Saya lelah bekerja, gaji dipotong pajak penghasilan ke negara. Masa (negara) menggaji orang kayak gini? Saya muak,” tegas Rian di Direktorat Cyber Bareskrim Polri, Cideng, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Rian kemudian menanyakan apa yang ditawarkan oleh Partai Gerindra selain menggoreng luka lama lima tahun sekali, dan ikut menyebarkan cerita hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
“Ini politik apa yang ditawarkan oleh teman-teman Gerindra, Fadli Zon?” tanya Rian.
Rian kemudian meminta agar para elite politik tidak menggunakan politik memecah belah dan menyebarkan berita hoaks.
“Kita anak muda lelah melihat politik pecah belah,” ucap Rian.
Terkait lirik lagu ‘Potong Bebek Angsa PKI’ yang dikarang Fadli Zon, Rian telah melaporkannya ke pihak Bareskrim Polri pada 25 September 2018 lalu dengan nomor laporan LP/B/1189/IX/2018/BARESKRIM.
Fadli Zon diduga melanggar UU Nomor 1 Tahun 1945 tentang KUHP, UU Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE Pasal 28 ayat 2, 14 ayat 1 atau 2, dan Pasal 15 KUHP.
“Saya sampaikan sekali lagi lirik ‘Potong Bebek Angsa PKI’ itu berpotensi memang mengacak-acak kita semua,” tegasnya, Jumat (12/10/2018).
(samsul arifin – www.harianindo.com)