Blitar – Dalam beberapa hari belakangan ini warga di Dusun Tegalrejo dan Dusun Panti Mulyo, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dihebohkan dengan cerita dari sejumlah warga yang mengaku kehilangan uangan dengan cara yang aneh.
Sekitar 15 warga mengaku telah kehilangan uang dengan jumlah yang bervariasi, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
“Sudah dua minggu ini lho. Semua orang juga membicarakan itu. Ada yang kehilangan Rp 400 ribu, ada yang bilang kehilangan Rp 2 juta. Kalau yang paling banyak, katanya Mbak Sri yang punya toko itu. Sampai Rp 7 juta hilangnya,” cerita Wahyu, salah satu warga setempat, Rabu (12/9/2018).
Sedangkan keanehan yang dimaksud yakni, tidak semua uang yang tersimpan diambil, karena sisa uang masih rapi terikat, dan pintu lemari juga tidak rusak.
Menurut pendapat sebagian warga, pencurinya adalah pocong yang disuruh oleh salah satu warga. Karena itu, warga yang mengaku menjadi korban enggan untuk melaporkannya ke polisi.
Menurut keterangan Kapolsek Talun AKP Subondo, pihaknya sulit untuk menyelidiki kasus ini karena warga cenderung untuk tutup mulut dan tidak bersedia dimintai keterangan.
“Yang Sri tidak datang saat kami undang ke mapolsek untuk dimintai keterangan. Yang datang dua pasang, yakni pasangan Widiatun- Arifin dan pasangan Mesiati-Hari P,” kata AKP Subondo.
Selain itu, dua pasangan tersebut tidak bersedia dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) sehingga keterangannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Keterangannya itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Seperti contohnya mereka memang mengaku kehilangan uang tapi nggak tahu yang hilang berapa, jumlah dulu yang disimpan berapa. Padahal kami butuh data itu untuk penyelidikan selanjutnya,” ujar Subondo.
Sedangkan menurut Kepala Dusun (Kasun) Tegalrejo, Harsuyoto, sejumlah warga menduga pocong tersebut adalah suruhan dari salah satu warga yang menjadi orang kaya baru (OKB).
“Saya menduga lho ini, dari cerita para korban itu kemudian ada salah satu warga yang nyeletuk. Wooo… Pocong paling sing njupuk ,” ungkap Harsuyoto.
“Satu orang nyeletuk, terdengar orang lain. Orang ini ceritanya dikembangkan lalu diceritakan ke orang lain. Mungkin juga ada yang sengaja menghembuskan isu itu didasari iri lihat tetangganya sekarang jadi kaya,” lanjutnya.
Setelah melakukan penelusuran bersama pihak kepolisian dan tidak ingin isu ini berkembang semakin jauh, Harsuyoto kemudian memutuskan untuk mengumumkan bahwa cerita yang berkembang soal warga yang kehilangan uang karena dicuri pocong adalah hoaks.
“Tadi usai Subuh, saya umumkan pakai toa masjid kalau kabar itu tidak benar alias hoax. Tidak ada warga yang kehilangan uang. Biar nggak diterus-teruskan. Nyatanya, saya datangi sama Babinsa, polisi juga datang ternyata keterangannya semua nggak bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya, Rabu (12/9/2018).
(samsul arifin – www.harianindo.com)