Harian IndoJakarta – Ketua MPR Zulkifli Hasan menghadiri sekaligus menutup kongres pertama Pemuda Konghuchu Indonesia (PAKIN). Di hadapan pemeluk Konghuchu, Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, mengatakan, tokoh Indonesia sejak dahulu sudah tak melihat agama dan suku dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.
Zulkifli Hasan
“Tahun 1945 Bung Karno sudah bicara kemanusiaan adil yang beradab, sudah bicara mengenai kesetaraan, mereka sudah tidak bertanya lagi agamanya apa, sukunya apa yang penting bicara Indonesia,” ujar Zulhas dalam pidatonya di hadapan anggot PAKIN di Hotel Balairung, Jakarta Timur, Selasa (11/9/2018).
Ia juga memberikan pandangannya pada situasi politik saat ini. Bila tahun 2018 Indonesia masih berbicara mengenai agama dan suku maka hal itu sebenarnya merupakan kemunduran bagi negara ini.
“Kalau sekarang masih ribut-ribut agama dan suku, namanya kita kembali mundur, kita mundur. Padahal waktu itu negara lain belum merdeka, 20 tahun kemudian baru bicara demokrasi. Bung Hatta sudah bicara kesejahteraan di konstitusi. Dunia lain belum, baru 20 tahun kemudian,” kata Zulhas.
Baca juga: Polri Minta Pemuka Agama Berikan Arahan dan Pedoman saat Ceramah
Kongres PAKIN dihadiri puluhan perwakilan dari organisasi pemuda agama Konghuchu di seluruh Indonesia yang sudah dilaksanakan selama tiga hari dari Minggu, (9/9/2018).
Ketua Umum PAN ini juga melihat, penutupan kongres PAKIN adalah bentuk dari keharmonisan beragama yang ada di Indonesia.
“Hari ini tahun baru Islam 1440 H, tapi saya menutup acara kongres pemuda yang beragama Konghuchu, itu lah Indonesia, betapa harmoni indah yang gariskan yang sudah diletakkan para pendiri negeri ini,” ucap Zulhas. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)
