Jakarta – Setelah masing-masing kubu, Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, menetapkan ketua tim suksesnya, publik kemudian mulai membandingkan kedua sosok itu, yakni Erick Thohir dan Djoko Santoso.
Menurut pengamat politik Rico Marbun, sosok Erick Thohir sebagai ketua timses Jokowi-Ma’ruf Amin dinilai bisa menarik suara pemilih muda dan masyarakat menengah atas.
“Menurut saya sisi positif Erick adalah dia tidak hanya memiliki fungsi manajerial, tapi juga fungsi elektoral. Artinya Erick tidak hanya dibutuhkan untuk menjadi dirijen orkestra tim Jokowi-Ma’ruf, tapi Erick sendiri secara personal bisa menjadi magnet elektoral bagi Jokowi-Ma’ruf, terutama di segmen pemilih muda dan menengah atas. Dalam bahasa lain Erick ini bisa dibilang seperti ‘wapres kedua’ bagi Jokowi, tentu dalam perspektif magnet elektoral,” kata Rico, Sabtu (8/9/2018).
Sedangkan Djoko Santoso yang berlatarbelakang militer dinilai memiliki kemampuan seperti panglima perang yang dapat membakar semangat gerakan 2019 Ganti Presiden.
“Sementara Djoko Santoso ini seperti latar belakangnya, fungsinya adalah fungsi ‘tempur’. Dan ini juga tidak boleh dianggap remeh, mengapa? Karena situasi sekarang beda dengan suasana 5 tahun lalu. Pembelahan sosial dan peluang terbentuknya cluster oposisi yang solid di masyarakat lebih kuat saat ini. Dalam posisi ini bagi Prabowo-Sandi sebagai oposisi, suasana pilpres mirip dengan suasana ‘perang’. Angkatan darat biasa dilatih untuk melawan musuh yang superior secara persenjataan. Begitulah kubu Jokowi-Ma’ruf saat ini, sangat lengkap dan superior dari sisi persenjataan ‘politik’,” jelas Rico.
“Suasana ini sebenarnya Djoko Santoso secara alamiah paham bagaimana mengelolanya. Tinggal kita lihat bagaimana adu taktik antara keduanya,” tambahnya.
Sedangkan untuk pemilih dari kalangan milienial, sosok Erick Thohir dirasa lebih bisa mengimbangi komunikasi generasi Y.
“Menurut saya Pak Djoko kurang pas menjadikan dirinya sebagai figur yang mampu menarik suara milenial. Secara fisik, gaya komunikasi dan pengalaman, tentu Erick lebih pas untuk urusan ini. Pak Djoko ini lebih pas memposisikan dirinya sebagai panglima untuk memperbesar semangat ganti presiden 2019,” tutur Rico.
(samsul arifin – www.harianindo.com)