Jakarta – Dalam Pilpres 2019 mendatang, kita akan dipertemukan dengan pertarungan yang sama dengan yang terjadi di tahun 2014. Ya, di pesta demokrasi tahun depan tersebut Jokowi selaku petahana akan kembali melawan Prabowo Subianto. Dalam proses pendaftarannya pekan lalu, tak terlihat adanya kejutan apapun selain pemilihan pasangan bagi keduanya.
Jokowi akhirnya harus mengakui kekuatan 9 parpol yang mengusungnya dimana menghasilkan keputusan pengangkatan KH Ma’ruf Amin untuk maju sebagai cawapres. Keputusan mengejutkan Jokowi di jam terakhir itu dipengaruhi oleh manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.
Ternyata di detik terakhir pengumuman, Cak Imin mencoba mengubah keputusan petahana lewat lobi-lobi kepada putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Pilihan Jokowi ini tak cuma membuat kelompok pendukung Mahfud MD kecewa, tapi juga kian meluruhkan kepercayaan masyarakat akan kepemimpinan Jokowi.
Sebab, banyak pihak yang menilai bahwa Jokowi tak memiliki kekuatan untuk memilih sosok yang akan mendampinginya. Belum lagi, tiket cawapresnya itu jatuh ke tangan tokoh yang dinilai justru merupakan antitesis brand diri Jokowi di antara kalangan basis pemilih pluralis.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)