Jakarta – Aktivis Ratna Sarumpaet menyerang cawapres Jokowi, Ma’ruf Amin, dengan menyebutnya sudah tua dan mengidap penyakit jantung.
Terkait hal ini, politisi PDI Perjuangan Charles Honoris menilai pernyataan Ratna merupakan hal yang keji karena menyerang fisik seseorang.
“Belum juga pertandingan dimulai, Ratna Sarumpaet sudah menyerang Kiai Ma’ruf dengan sangat keji. Politik seharusnya saling serang ide dan gagasan, bukan menyerang fisik,” kata Charles di Jakarta, Minggu (12/8/2018).
Menurut Charles, serangan Ratna dengan menyinggung usia sangatlah tidak relevan karena tidak ada batasan usia maksimal dalam UU Pemilu sebagai syarat seseorang dipilih menjadi capres atau cawapres.
“Dalam UU Pemilu disebutkan ‘capres/cawapres berusia paling rendah 40 tahun’. Jadi tidak ada yang dilanggar, dan tidak ada istilah ‘ketuaan’ bagi capres/cawapres, yang ada justru ‘kemudaan’ kalau usianya di bawah 40 tahun,” jelas Charles.
Charles menambahkan, usia seseorang tidak selalu berkaitan dengan produktifitas. Ia lantas mencontohkan bagaimana Jusuf Kalla (JK) masih masih bisa menjalankan tugasnya sebagai wapres di usianya yang telah 76 tahun.
“Kepemimpinan Kiai Ma’ruf di MUI dan PBNU selama ini juga sangat baik. Sebaliknya, kita banyak melihat para politisi muda yang tidak produktif, dan bahkan terjerat hukum karena narkoba atau korupsi. Jadi usia tidak selalu mencerminkan kinerja,” ujar Charles.
Selain itu menurut Charles, penilaian Ratna soal kesehatan Ma’ruf Amin sebelum adanya pemeriksaan kesehatan resmi terhadap capres dan cawapres, hanyalah serampangan.
“Yang saya tahu Bu Ratna Sarumpaet itu seniman ya, kok tiba-tiba jadi ‘dokter’ dadakan yang seenaknya memvonis kesehatan seseorang? Oposisi sih boleh saja, tapi jangan menuding serampangan tanpa bukti seperti itu,” tegas Charles.
Sebelumnya, melalui akun Twitternya, Ratna menilai Ma’ruf Amin tidak layak untuk dipilih menjadi cawapres mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019.
“Ya buat apa Ma’ruf Amin diambil sebagai wapres, secara usia uzur sakit pula, sakit jantung, lemah jantung kan dia. Orang boleh dong, aku bertanya-tanya dong, di politik kan mau apa,” tulis Ratna.
(samsul arifin – www.harianindo.com)