Harian IndoJakarta – Tujuh 7 anggota panitia seleksi (pansel) calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar wawancara terbuka terhadap calon hakim MK. Sesi wawancara terbuka diselenggarakan di aula serba guna, Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat.
Mahkamah Agung
Anggota tim pansel yang hadir antara lain mantan hakim MK Harjono (ketua), Komarudin Hidayat, Mas Achmad Santosa, Maruarar Siahaan, Sukma Violetta, Zainal Arifin Mochtar, hingga Imam Prasodjo.
Wawancara terbuka ini diselenggarakan selama dua hari, mulai tanggal 30 hingga 31 Juli 2018. Sembilan nama yang diwawancara antara lain: Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Enny Nurbaningsih, pengajar ilmu hukum tata negara Univ. Patrimura Jantje Tjiptabudy, pengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Anna Erliyana, pengajar ilmu hukum tata negara Universitas Surabaya Hesti Armiwulan.
Selain itu ada pula nama guru besar ilmu hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ratno Lukito, pengajar ilmu hukum tata negara UNPAD Susi Dwi Harijanti, mantan anggota Komisi Yudisial Taufiqurrohman Syahuri hingga wakil ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Lies Sulistiani.
Saat ini, ada lima dari sembilan kandidat yang diwawancara tim pansel. Giliran pertama jatuh pada Anna Erliyana, disusul oleh Enny Nurbaningsih, Hesti Amriwulan, Jantje Tjiptabudy, dan Lies Sulistiani. Sesi wawancara tiap calon berlangsung sekitar satu jam 20 menit.
Baca juga: Irvanto Hendra Segera Lakoni Sidang Perdana Terkait Kasus Korupsi E-KTP
Calon hakim diwawancara di hadapan 7 anggota pansel. Mereka bergiliran memberikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab. Keesokan harinya pada Selasa (31/7), wawancara serupa digelar kepada empat calon hakim MK yang belum mendapat giliran.
Seleksi ini dilakukan untuk mencari pengganti hakim MK Maria Farida yang masa baktinya berakhir pada 13 Agustus 2018. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)
