Jakarta – Hingga beberapa hari menjelang pendaftaran capres dan cawapres pada 4 Agustus 2018, belum ada kepastian apakah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akan benar-benar maju kembali pada Pilpres 2019 mendatang.
Ketidakpastian ini juga diperkuat dengan pernyataan Prabowo sendiri saat memberikan pidato di acara Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U), di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, pada Jumat (27/7/2018) malam.
Saat itu Prabowo mengisyaratkan, akan rela mendukung orang lain untuk maju di Pilpres 2019 demi kepentingan rakyat bila dirinya sudah tidak diperlukan lagi.
“Saya siap jadi alat untuk perubahan, saya siap untuk jadi alat umat dan alat rakyat Indonesia,” ucap Prabowo, Jumat.
“Tapi saya tidak dibutuhkan dan ada orang yang lebih baik, saya siap mendukung kepentingan rakyat dan umat Indonesia. Itu komitmen saya,” lanjut Prabowo.
Prabowo juga menegaskan, dirinya dan Gerindra siap berjuang dan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.
“Bahwa dengan kekuatan saya dan Gerindra, kita akan berjuang untuk kepentingan bangsa, rakyat, umat dan kedaulatan. Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri. Dan kita tidak mau jadi anteknya orang asing,” kata Prabowo.
Meski ia tidak secara tegas mengungkapkan siap sosok yang nantinya didukung bila dirinya tidak maju di Pilpres 2019, namun nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belakangan ini sering diucapkan menjadi pengganti Prabowo sebagai capres.
Saat Anies tiba di lokasi acara Ijtima Ulama pun namanya diteriakkan sebagai calon presiden.
“Anies Presiden…Anies Presiden,” demikian terdengar teriakan dari peserta acara.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang mempunyai hubungan ‘paling dekat’ dengan Gerindra juga menyatakan penghormatannya bila ternyata nantinya Prabowo legowo memberikan kursi capres kepada orang lain.
“Luar biasa, itu negarawan. Itu sangat luar biasa. Cukup bagus. Kalau ada yang lebih bagus, artinya dia ingin menang juga. Memang tidak hanya ingin berkuasa, tapi ingin memberikan yang lebih dari bangsa ini,” kata Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri di Jakarta Barat, Jumat malam, 28 Juli 2018.
“Ya kalau dari bahasa itu ya begitu yang kita pahami. Artinya kalau ada yang lebih bagus lagi, dia (Prabowo) siap juga,” lanjut Salim.
Menurut PKS, akan lebih mudah bagi partai koalisi menentukan pilihannya bila ternyata benar Prabowo mundur dari pencapresan.
“Kalau ini betul (Prabowo batal maju), ini lebih mudah bagi koalisi untuk mencari alternatif-alternatif yang kuat. Karena ada beberapa figur yang kuat kita dorong, misal Pak Anies dan Pak Aher (Ahmad Heryawan),” kata Direktrur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
(samsul arifin – www.harianindo.com)