Jakarta – Raja Kaimana Abdul Hakim Achmad Aituarauw merasa tersinggung dengan pernyataan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang menyebutkan bahwa Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin bukan berdarah Papua.
“Kita sangat tersinggung dengan perkataan itu, kita sama-sama orang Papua harus jujurlah,” ungkap Raja Aituarauw, Selasa (24/7/2018).
“Kenapa saya ingin bicara? Karena saya Raja Papua,” tegasnya.
Untuk diketahui, Kerajaan Kaimana merupakan salah satu kerajaan di Papua Barat yang telah ada sejak zaman Majapahit.
“Begini ya, Pak Ali Mochtar Ngabalin itu anak dari seorang putri raja, Raja Arguni Kokas di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Raja Arguni Kokas adalah salah satu dari 9 raja yang terkenal,” jelas Raja Aituarauw.
Ayah Ali Ngabalin sendiri menurut Raja Aituarauw bernama Hasan Basri Ngabalin, yang telah tinggal turun-temurun di tanah Papua.
“Sudah 50 tahun di tanah Papua, beranak pinak,” kata Raja Aituarauw.
Raja Aituarauw kemudian menyinggung soal Undang-Undang Otonomi Khusus Papua No 21 Tahun 2001 yang menjelaskan definisi ‘Orang Asli Papua’ dan ‘Penduduk Papua’.
“Orang asli Papua cuma dua, kalau bukan bapaknya yang orang Papua ya ibunya orang Papua. Sementara orang Papua adalah orang yang tinggal dan hidup di Papua,” bebernya.
Raja Aituarauw menganggap baik Ali Mochtar Ngabalin maupun Natalius Pigai merupakan orang asli Papua yang kini berada di panggung nasional.
“Saya minta kedua pihak sebagai orang bersaudara, marilah kita duduk apa sih masalahnya? Kalau bicara keturunan Ali Mochtar Ngabalin, saya lebih tahu, lebih mengerti,” tandas Raja Aituarauw.
(samsul arifin – www.harianindo.com)