Jakarta – Hingga saat ini, Presiden Jokowi dan partai koalisi pendukungnya belum juga mengumumkan siapa sosok cawapres yang akan mendampingi di Pilpres 2019 mendatang.
Jokowi sendiri mengaku ada beberapa nama yang telah dikantonginya dan tinggal menunggu waktu untuk mengumumkannya.
Menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, ada dua tokoh yang dinilainya sangat cocok untuk menjadi cawapres bagi Jokowi, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.
“Sosok ulama, santri, dan tokoh umat merupakan calon wakil presiden paling tepat dipilih Jokowi untuk menetralisir sentimen politik entitas agama dan etnis yang menguat belakangan,” ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu, Sabtu (14/7/2018).
Bila Jokowi tidak memilih kader atau pemimpin parpol, maka cawapres dari non partai dinilainya akan adil bagi partai-partai pengusungnya.
“Jokowi tidak perlu perang urat saraf dengan ketua umum parpol pengusung yang terkesan memaksakan kadernya menjadi cawapres pendamping Jokowi,” kata Pangi.
Pangi juga menambahkan, setidaknya ada empat kriteria cawapres yang harus menjadi pertimbangan penting bagi Jokowi.
Yang pertama, sosok tersebut harus disukai masyarakat dan figur yang bisa diterima koalisi pendukung. Kedua, memiliki elektabilitas yang baik. Ketiga, memiliki chemistry (nuansa kebatinan) dengan Jokowi. Keempat, harus mendapatkan restu dari semua partai pengusung Jokowi, terutama PDIP.
“Meski Jokowi tidak lagi bicara setelah 2024, logika PDIP sebagai pengusung utama berbeda. Dia harus memikirkan 2024. Bahaya memberi karpet merah pada kader partai lain, wapres bisa curi start,” jelas Pangi.
Sedangkan pertimbangan lainnya menurut Pangi, cawapres Jokowi sebaiknya tokoh nasionalis-religius.
“Jadi cawapres Jokowi tidak perlu dipaksakan ahli di bidang ekonomi, hukum dan politik. Nanti sudah cukup diperkuat menteri koordinator,” ujarnya.
Mahfud MD dinilai memiliki integritas dan pengalaman memimpin sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur, anggota DPR, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi.
“Disamping itu, Mahfud punya modal suara akar rumput sebagai representasi santri dan NU,” ujar dia.
Sedangkan Ma’ruf Amin dikenal sebagai sosok yang bisa mempersatukan umat.
“Sosok figur Ma’ruf Amin dibutuhkan Jokowi dalam maintenance problem keumatan. Kalau tidak terjadi split ticket voting maka grassroot NU dan PKB besar kemungkinan bulat memilih Ma’ruf,” ujar Pangi.
Selain itu, memilih Ma’ruf Amin dinilai ‘lebih aman’ bagi PDIP pada 2024 mendatang.
“Dari segi kalkulasi ini, Ma’ruf Amin lebih mudah mendapatkan restu dari parpol koalisi pendukung utama dalam hal ini Megawati dan PDIP, restu Megawati determinan menentukan siapa cawapres Jokowi,” tandasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)