Jakarta – Tokoh Islam yang juga Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, melarang Muslim memolitisir ajaran agamanya sendiri.
Din yang merupakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menyampaikan, ajaran yang begitu mulia sangatlah tidak tepat dimanfaatkan untuk tujuan duniawi.
“Menjadi salah kalau (ajaran Islam digunakan secara) tidak proporsional, kita menjadikan agama sebagai instrumen belaka, untuk menyampaikan aspirasi politik kita,” ujar Din di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Menurut Din, berdasarkan Alquran, berpolitik sejatinya merupakan aktivitas Muslim yang diatur. Meski demikian hal itu bukan berarti pemanfaatan ajaran agama untuk meraih simpati sebanyak-banyaknya dari masyarakat sehingga mereka menyalurkan suaranya kepada kandidat tertentu di Pemilu.
“Kalau umat Islam, seperti diajarkan Alquran, mengaitkan politik dan agama, dan sebaliknya, merupakan sesuatu yang sah, itu bukan politisasi,” ujar Din.
Baca juga: SBY Belum Mau Umumkan Sikap Politik di Pilpres 2019\
Din menyampaikan, penggunaan ajaran Islam yang tepat untuk kegiatan politik hanya sebatas panduan bagi para politikus serta pemimpin, dalam berbuat serta melaksanakan tugas-tugas mereka.
“Jadi silakan kaitkan Islam dan politik pada tingkat etika dan moral, pada tingkat hakikat, esensi,” ujar Din. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)