Jakarta – Wacana dipasangkannya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mulai beredar luas. Kedua orang tersebut dipasangkan untuk bertarung dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Mendengar hal itu, Anies Baswedan mengaku sangat kaget. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan masuk dalam bursa nama untuk pilpres mendatang.
“Iya saya juga kaget. Kemarin itu sampai empat nama muncul,” kata Anies usai bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (05/07/2018).
Meski begitu, Anies enggan untuk memberikan komentarnya lebih lanjut. Alasannya, soal politik maupun pilpres merupakan wilayah pimpinan partai.
“Saya jangan komentar dulu sekarang. Menurut saya itu adalah wilayah pimpinan partai, saya bagian bekerja dulu di Jakarta. Lihat nanti perkembangannya seperti apa,” jelasnya.
Baca juga : Prabowo Sebut Akan Bertemu Dengan SBY dan Puan Maharani
Dikesempatan yang sama, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa dalam sebuah partai tentu banyak aspirasi soal capres. Misalnya, ada yang menginginkan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo maupun Joko Widodo.
Meski begitu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan bahwa persoalannya untuk mencalonkan presiden harus memenuhi presidential threshold 20 persen. Dengan demikian, harus bicara dengan koalisi terlebih dahulu untuk mencalonkan.
“Kalau kami sendiri sederhana. Tidak menjadi sederhana karena harus 20 persen,” jelasnya.
Menurutnya partai yang bisa mengusung pasangan calon presiden-calon wakil presiden dalam pilpres hanya melalui koalisi dua partai yaitu PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Sedangkan PAN baru bisa mengusung pasangan calon setelah melalui koalisi minimal dengan tiga parpol.
“PDIP dengan siapa saja bisa, Golkar dengan siapa saja bisa. Kalau saya (PAN) harus tiga, tidak mudah, kan?” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)