Jakarta – Dalam beberapa hari belakangan ini, muncul gambar Jusuf Kalla (JK)-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal pasangan capres-cawapres dalam Pilpres 2019 mendatang. Gambar tersebut turut disebarkan pula oleh elite Partai Demokrat.
Muncul spekulasi bahwa silaturahmi JK ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah silaturahmi politik yang berkaitan dengan gambar JK-AHY yang beredar belakangan ini. Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyampaikan, pertemuan JK dan SBY beberapa waktu lalu merupakan silaturahmi biasa.
Namun, tak sedikit yang mengasumsikan bahwa pertemuan tersebut merupakan sebuah upaya dalam menjodohkan JK dengan AHY sebagai pasangan capres dan cawapres dalam Pilpres 2019 mendatang. Dia melanjutkan bahwa koalisi pengusung Jokowi sampai saat ini juga belum menentukan cawapres.
“Kebanyakan mereka menuliskan nama JK-AHY, namun ini bukan keputusan Majelis Tinggi Partai. Keputusan Majelis Tinggi Partai akan disampaikan menjelang pendaftaran pilpres Agustus nanti,” jelas Imelda di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Hal tersebut yang kini menjadi pertimbangan partainya belum memutuskan bergabung dengan koalisi Jokowi. Apabila cawapres Jokowi diumumkan mendekati pendaftaran, parpol koalisi bakal dikunci karena tak bisa menolak cawapres yang dipilih oleh Jokowi nantinya.
“Kalau kita sudah dikunci dengan koalisi yang kita tidak tahu siapa cawapres itu, menurut ketua umum kami harus ada visi misi yang dan chemistry yang sama. Kalau koalisi dibangun dengan cara mengunci dan tak memberi keleluasaan ketua umum parpol berkumpul, bertemu dan menyetujui siapa cawapres itu tak baik,” kata Imelda.
“Jadi buat kami koalisi alternatif satu terobosan politik yang sudah terbangun sejak 2014 dan koalisi kerakyatan harus dibangun dengan cara yang benar dan harus membuat terobosan politik yang baik dan benar,” sambung dia.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)