Jakarta – Salah seorang Pengamat Intelijen, Nurcahya Tandang memberikan tanggapan seputar pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelumnya, SBY sempat melontarkan pernyataan seputar dugaan adanya ketidaknetralan aparat terutama Polri dalam Pilkada Serentak 2018.
Nurcahya menilai bagi orang-orang yang mempunyai naluri intelijen pastinya bisa merasakan adanya gerakan yang memperlihatkan aksi-aksi atau bukti-bukti di lapangan. Menurut Nurcahya, Pak SBY pasti merasakan dan melihat bahwa ada fakta yang tidak bisa ditutup-tutupi.
“Pak SBY punya naluri intelijen, beliau jenderal, mantan presiden dua kali periode, dan punya sense of intelligence sehingga pasti akan tahu bahwa ada gerakan-gerakan apakah itu oknum, golongan atau kelompok tertentu,” kata Nurcahya Tandang di sela-sela Diskusi Publik bertajuk “Saatnya Paramasuka Bicara” di Jakarta, Senin (25/6/2018) kemarin.
“Silakan konfirmasi lagi ke Pak SBY,” katanya.
Nurcahya melanjutkan, jika ada gerakan bisa saja itu oknum, golongan atau kelompok tertentu namun tidak bisa mengatakan itu tersentralistik. Nurcahya juga menganggap SBY berbicara seperti itu berarti ada suatu sinyal bahwa pihak-pihak tidak sekubu dengan orang punya kewenangan sejak sekarang harus berhati-hati. Akan tetapi, hal tersebut sanggup dilawan dengan kontra intelijen.
“Mungkin juga bisa tersentralistik,” katanya.
Nurcahya menegaskan tidak bisa membiarkan begitu saja jika ada oknum aparat yang terlibat dalam gerakan di Pilkada yang dapat merugikan kelompok lain. Ia berpesan agar tidak ada arogansi kekuasaan dan jangan ada otoritarian. Juga jangan ada operasi intelijen yang ilegal untuk menjegal kelompok-kelompok tertentu, paslon-paslon tertentu.
“Alasannya karena kita tidak ingin selalu ada dendam membentuk barisan sakit hati dan menggali lubang sendiri di negeri ini oleh para politisi,” katanya.
“Sekarang kalau andaikan berkuasa, ada arogansi berkuasa, ada kesewenang-wenangan dan nanti setelah tidak berkuasa, mereka lagi yang dijadikan sasaran tembak dalam operasi oleh rezim di atas panggung. Itu tidak kita harapkan,” katanya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)