Jakarta – Ketua Dewan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais sebelumnya meminta masyarakat berdoa untuk meminta presiden baru yang tidak mengkriminalisasi ulama dan tidak menjual kekayaan bangsa ke negeri asing. Dia bahkan menyebut Allah akan malu jika tidak mengabulkan doa jutaan umat itu.
Permintaan itu disampaikan Amien Rais dalam pidatonya di acara buka bersama kader PAN di kediaman Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di wilayah Jakarta Selatan, Sabtu (09/06/2018).
Namun rupanya pernyataan Amien Rais ini telah menuai kontroversi publik. Sebab ada pihak yang menuduhnya telah mendahului takdir dan mendikte Tuhan.
Oleh karena itu melalui akun Instagram amienraisofficial, Amien Rais berusaha untuk meluruskan pernyataan tersebut. Amien Rais mengklaim bahwa pernyataannya soal Tuhan malu jika tidak mengabulkan doa umat yang ingin ganti presiden berpegang pada Alquran dan Hadis.
“Pegangan saya pada dua ayat Quran,” kata Amien, Minggu (10/06/2018).
Dilanjut Amien Rais menjelaskan bahwa pada ayat yang pertama ia mengutip Surat Adz-Drariyat ayat ke 50. Dia pun menggarisbawahi ayat Faghfiru ilallah yang menurut tafsiran Amien: “Larilah engkau semua menuju Allah tatkala menemukan masalah dan mencari solusi.”
Baca juga : M. Taufik Tak Permasalahkan Amien Rais untuk Maju Capres
Dalam sejumlah tafsir, ayat tersebut memiliki arti begitu pentingnya kembali kepada Allah dalam mengejar pahala dengan menaatinya dan menjauhi siksa-Nya.
Kemudian pada ayat yang kedua ia mengutip surah Al-Ghafir ayat 60. Melalui surah tersebut Amien menafsirkan bahwa apapun permintaan kepada Tuhan, maka akan dikabulkan oleh Allah.
Ayat itu berbunyi: Waqaala rabbukumu ud’uunii astajib lakum inna alladziina yastakbiruuna ‘an ‘ibaadatii sayadkhuluuna jahannama daakhiriina.
Ayat tersebut memiliki arti: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka”.
Berdasarkan penjelasan Amien Rais dari kedua ayat tersebut ia menegaskan bahwa semua yang diucapkan sudah sesuai ketentuan dan ada dasarnya. Dia mengakui bahwa tidak ada manusia yang bisa mendahului takdir. Namun, apa yang diucapkannya soal cara Tuhan mengabulkan doa sudah tertulis di hadis dan Quran.
“Saya tidak sembarangan, saya jelas dan tidak ngawur. Kalau ada yang mau perpanjang atau bilang saya tidak tahu diri, monggo,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)