Jakarta – Dalam orasinya yang berjudul “Dengarkan Suara Rakyat”, Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan sejumlah hal, termasuk kritikan terhadap pemerintahan Jokowi.
AHY menyinggung soal daya beli masyarakat yang rendah akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Hampir di setiap tempat, yang kami datangi, rakyat berteriak, ‘Pak, bagaimana ini? Harga-harga kebutuhan pokok naik! Barang-barang makin mahal’,” kata AHY dalam orasinya, Sabtu (9/6/2018).
Selain itu, putra sulung dari mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyebutkan soal kenaikan tarif dasar listrik dan pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA berpengaruh terhadap 19 juta pelanggan rumah tangga dari ekonomi bawah.
“Tarif listrik naik lebih dari 140 persen, antara bulan Desember 2016 hingga Juli 2017,” sebut AHY.
“Ini tentu, secara langsung berpengaruh terhadap daya beli rakyat,” ungkapnya.
Permasalahan lain yang disinggung AHY yakni soal jumlah lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja baru.
“Dalam hal kualitas angkatan kerja, kita juga masih punya PR besar. Lebih dari 50 juta orang, angkatan kerja kita, berpendidikan sekolah dasar. Dengan fakta ini, rasanya, tidak mudah bagi kita, untuk bersaing dalam kompetisi global,” ujar Agus.
Hal lain yang juga menjadi bahan kritikan AHY yakni soal Revolusi Mental yang menjadi janji kampanye Jokowi-JK yang menurutnya tersisih dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan saat ini.
“Ketika pemerintah saat ini berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas kita patut bertanya “Apa kabar, Revolusi Mental?”,” tandas AHY.
(samsul arifin – www.harianindo.com)