Kopenhagen – Pemerintah Denmark telah berhasil menahan satu orang pendeta dan lima orang ulama yang lainnya karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian didepan seluruh umatnya.
Dilansir BBC, Kamis (31/05/2018), mereka terdiri dari dua warga Arab Saudi, dua dari Amerika Serikat, dan satu masing-masing dari Kanada dan Suriah. Daftar nama ini dikeluarkan oleh Menteri Imigrasi dan Integrasi, Inger Stojberg.
Menteri Imigrasi dan Integrasi, Inger Stojberg mengatakan bahwa pemerintah dengan tegas tidak akan membiarkan orang yang diduga sebagai pengkhotbah ini menghasut masyarakat untuk merusak nilai dan norma yang berlaku di Denmark.
Pada dasarnya menyangkut kami untuk tidak memberi wilayah Denmark kepada pengkhotbah kebencian, orang-orang yang datang ke sini untuk menggulingkan masyarakat Denmark, datang ke sini untuk memicu terorisme, untuk mendorong gaya hidup yang amat berbeda dari yang kami yakini,” tulis Stojberg dalam pernyataannya.
Baca juga : Foto, Model Cantik Ini Harus jalani Wajib Militer Selama 2 Tahun
Stojberg mengatakan bahwa adanya doktrinisasi dari para pengkhotbah untuk melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak sangatlah tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Denmark.
Seperti yang diketahui Denmark menjadi sasaran kemarahan warga Islam dunia setelah koran Jyllands-Posten menerbitkan kartun tentang Nabi Mohammad tahun 2015.
Sejak saat itu Denmark kemudian mengalami serangan teror ketika seorang warga Denmark keturunan Palestina, yang menjadi radikal selama dalam penjara, menewaskan dua orang dalam serangan atas dua tempat di ibu kota Kopenhagen.
Dia menembak seorang sutradara film di sebuah acara debat tentang Islam dan kebebasan berbicara sebelum menembak seorang petugas keamanan Yahudi di sebuah sinagog.
(Muspri-www.harianindo.com)