Jakarta – Ramadhan sudah berjalan 10 hari, namun hingga kini harga beras di beberapa lokasi masih saja berada diharga eceran tertinggi. Pemerintah pun berencana memasok beras impor lagi sebanyak 500.000 ton untuk menambah pasokan dan menekan harga.
Namun Budi Waseso selaku Direktur Utama Perum Bulog beberkan fakta bahwa hal ini terjadi lantaran ada permainan di rantai distribusi. Bahkan, dia mengaku sudah memiliki peta permainan beras di tanah air.
Saat ditemui di Gedung DPR RI kemarin Rabu, Buwas berkata bahwa “Jadi tingginya harga beras karena mata rantai. Saya lihat bagaimana mungkin beras itu murah tapi jatuh ke konsumen jadi mahal. Kalau semua main apalagi kalau kita bicara permainan-permainan di lapangan saya yakin naluri saya sebagai polisi dan saya sebenarnya sudah punya peta siapa yang bermain dan di mana permainan itu,”
“Itu saya sudah tahu tapi ya itu beda sekarang saya tidak bisa menangani. Saya tahu bagaimana permainan dan juga kartel saya sudah punya petanya, bagaimanapun saya pernah jadi aparat dan punya kekuatan jejaring intelijen dan sudah saya coba dan terbukti tapi ini masalahnya jadi besar makanya saya silent,” kata pria yang beken disapa Buwas itu.
Buwas menduga ada beberapa gudang di daerah yang menimbun beras. Ini karena jumlah beras di gudang tersebut lebih besar daripada Bulog.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)