Jakarta – Jasa penukarang uang mulai terlihat menjamur di berbagai tempat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Uang-uang baru yang sudah ditukarkan biasanya akan dibagikan kepada sanak saudara dimana hal tersebut juga sudah menjadi suatu tradisi di Indonesia.
Para penjaja jasa penukaran ini biasanya akan menunggu para pembelinya di pinggir jalan. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan mencari para calon pembeli uang. Selain itu penukaran uang baru yang mereka tawarkan tentunya akan dikenakan biaya administrasi bagi para pembelinya.
Melihat hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi mengimbau agar masyarakat menukarkan uang di tempat resmi yang telah disediakan. BI bersama dengan 15 bank swasta maupun nasional telah menjalin kerja sama untuk penukaran uang.
Baca juga : Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Amien Rais Sindir Jokowi Efek
“Kembali bahwa upaya kita mengadakan penukaran resmi di 160 titik di Jabodetabek dan seluruh wilayah 1.000 titik. Kami BI ingin masyarakat menukar di tempat resmi. Karena nggak ada biaya tambahan dan adem (karena di ruang AC) serta bisa lihat yang ganteng-ganteng,” ujarnya dalam konferensi pers di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta, Rabu (23/05/2018).
Rosmaya menambahkan bahwa terjadinya proses penukaran uang di tempat resmi juga akan membantu BI dalam melakukan pengawasan terhadap nominal penukaran uang yang berlebihan.
“Supaya menghindarkan maka kita menggunakan sistem paket, paket kecil Rp 3,7 juta. Dan juga pakai KTP supaya satu orang nggak bolak balik terus dijual. Kesempatan untuk menjualbelikan uang itu tidak ada,” jelasnya.
“Selain itu uangnya juga sudah dikurangi karena ada biaya, kedua mana tau kan itu uangnya asli atau tidak. Kalau di kita kan sudah menjamin. Oleh karena itu untuk masyarakat jangan pernah menukar di tempat tidak resmi,” sambungnya.
(Muspri-www.harianindo.com)