Kuala Lumpur – Mantan wakil perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim segera menduduki puncak kekuasaan. Politisi yang disebut-sebut sebagai tokoh reformasi itu datang dengan membawa sejumlah era baru bagi negaranya.
Direktur Asia Institute dari Universitas Tasmania James Chin mengatakan, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad merupakan figur transisi untuk membangun kembali Malaysia. Chin melanjutkan, Mahathir juga sekaligus membuka jalan bagi Anwar untuk memimpin negara.
“Peran Mahathir adalah menempatkan negara seperti sedia kala sambil menghangatkan kursi bagi Anwar Ibrahim,” kata James Chin sebagaimana diberitakan New York Times pada Rabu (23/5/2017).
Perbaikan ekonomi merupakan target yang ingin dicapai oleh Mahathir dan Anwar. Mahathir mengatakan, pemerintahannya akan mengevaluasi pengaruh dan investasi Cina di Malaysia. Dia mengatakan, pemerintah akan menilai ulang kesepakatan era Na jib yang berdampak pada besarnya utang Malaysia ke Cina.
Namun, Mahathir tidak menolak usulan kebijakan ekonomi Cina atau dalam hal ini One Belt One Road. Dia mengatakan, program itu bertujuan untuk mengembangkan proyek infrastruktur di luar negeri. Mahathir juga telah menyurati Presiden Cina Xi Jinping guna mendorong pembangunan jalur rel.
“Kami tidak ada masalah dengan program Belt and Road, kecuali tentu kami tidak suka melihat jumlah kapal perang yang berada di kawasan karena kapal perang menarik perhatian kapal perang lainnya,” kata Mahathir.
Sementara itu, terkait utang negara, Mahathir menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dinilai gagal mengelola keuangan. Kegagalan juga dipicu lantaran penyelewengan dana yang dilakukan oleh Najib Razak. Dia mengatakan, Malaysia saat ini berutang sekitar 251,7 juta miliar dolar AS. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)