Jakarta – Presiden Joko Widodo baru saja mengangkat sejumlah Tenaga Ahli Utama untuk Kantor Staf Presiden (KSP), pada Rabu (23/5/2018). Salah satunya adalah politisi Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Mochtar Ngabalin diangkat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi. Posisinya berada di bawah Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan, Eko Sulistyo.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, Ali Mochtar ada kawan lama dan merupakan hal yang wajar bila nantinya berbeda pendapat dengan dirinya.
“Pak Ali Ngabalin itu kawan saya dari dulu. Saya kira pandangan-pandangannya sebagian besar sama lah. Saya kan gak ada urusan dengan orang perorang, yang kita urus adalah kebijakan-kebijakannya, jadi kalau nanti ada perbedaan pendapat berdebat ya biasa-biasa aja,” kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/5).
Namun demikian, Fadli Zon mengusulkan agar KSP dibubarkan saja karena tugasnya dinilai tidak jelas.
“Ini menurut saya memang harus dibubarkan saja, mengapa? Ini overlap. Coba lihat deh tupoksinya itu kan ada tiga melakukan pengawasan, pengendalian terhadap program prioritas pemerintah, isu strategis lah kemudian komunikasi politik yang itu ada juga di dalam tupoksi Seskab yang bahkan juga sebetulnya Setneg,” ujar Fadli.
Selain itu, Wakil Ketua DPR ini menganggap KSP hanya memboroskan anggaran saja bila hanya dipakai sebagai tempat penampungan tim sukses Jokowi.
“Dia sebagai lembaga nonstruktural dia mendapat anggaran dari mana? Saya ingat waktu dulu dulu itu juga dia dapet anggarannya dari mana gak jelas. Jadi ini pemborosan anggaran dan tidak transparan. Dan bisa saja terjadi abuse of power karena menjadi penampungan untuk relawan-relawan pemenangan capres,” tandas Fadli.
(samsul arifin – www.harianindo.com)